Jateng
Kamis, 7 Desember 2023 - 12:47 WIB

Jateng Masuk Musim Hujan, Pantura Waspada Banjir Rob dan Tanah Longsor

Adhik Kurniawan  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Analis cuaca di Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, saat menunjukan kondisi cuaca di Jawa Tengah, Kamis (7/12/2023). (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Stasiun Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Meteorologi Ahmad Yani Semarang menyampaikan wilayah Jawa Tengah (Jateng) yang telah memasuki musim penghujan memiliki intensitas curah hujan berkisar 100 milimeter per hari. 

Oleh sebab itu, pihaknya mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai peningkatan curah hujan yang terjadi sampai beberapa hari ke depan karena bisa menimbulkan bencana banjir rob hingga tanah longsor.

Advertisement

Analis cuaca di Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Winda Rastri, membeberkan sebuah wilayah dikatakan masuk musim penghujan jika selama tiga dasarian memiliki curah hujan lebih dari 50 milimeter. 

Berdasarkan pengamatanya, curah hujan yang tinggi sudah muncul di Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara dengan rata-rata hujan berkisar 150 milimeter per jam.

Advertisement

Berdasarkan pengamatanya, curah hujan yang tinggi sudah muncul di Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara dengan rata-rata hujan berkisar 150 milimeter per jam.

“Untuk wilayah Jateng sebagian besar sudah masuk musim hujan. Intensitas curah hujannya rata-rata kisaran 100 milimeter per hari dengan kelebapan udara sekitar 55-99 persen,” kata Winda kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).

Winda menyarankan kepada masyarakat yang tinggal di daerah tebing agar esktra waspada karena diprediksi rawan longsor. 

Advertisement

“Khususnya Pantura perlu waspadai potensi banjir karena ada pengaruh banjir rob dan cuaca ekstrem. Lalu ada juga potensi sambaran petir, genangan air, pohon tumbang. Kami harapkan warga meningkatkan kewaspadaan apalagi dengan adanya hujan lebat. Sebaiknya jangan berada di daerah bangunan rawan, mohon dijauhi pohon tingi dan lokasi baliho,” pintanya.

Winda juga menyarankan untuk setiap pemerintah daerah (Pemda) bisa meningkatkan kebersihan saluran air warga dan drainase. Mengingat puncak musim hujan bakal terjadi antara Januari hingga Februari 2024.

“Segera koordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim SAR agar kejadian dapat ditangani dengan cepat. Karena nantinya puncak musim hujan terjadi Januari-Februari. Sehingga masih perlu meningkatkan kewaspadaan,” imbuhnya.

Advertisement

Sementara itu, warga Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Maknun, 25, mengamini bila akhir-akhir ini mulai sering hujan dan terkadang cukup lebat hingga disertai angin kencang dan petir. Bahkan, cuaca ekstrem ini turut mempengaruhi imunitas tubuh ketika melakukan aktivitas sehari-hari.

“Iya, mukai sering hujan. Kadang deres banget. Apalagi akhir-akhir ini Semarang rob kan kalau malamnya hujan enggak berhenti-henti. Terus kadang jadi pilek kalau kehujanan,” tutup Maknun.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif