SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melintasi jembatan jalan lama yang menghubungkan Kecamatan Wuryantoro dengan Eromoko di area Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (4/10/2022). Fenomena jalan lama yang hanya muncul saat debit air Waduk Gajah Mungkur menyusut akibat musim kemarau tersebut dimanfaatkan warga melintas untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh perjalanan. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/tom.

Solopos.com, SEMARANG — Sebanyak 25 waduk dari total 44 waduk yang tersebar di 35 kabupaten/kota di Jateng mengalami penurunan volume debit air dalam beberapa waktu terakhir. Hal itu sebagai imbas berlangsungnya musim kemarau yang tak kunjung usai.

Kepala Bidang (Kabid) Irigasi dan Air Baku (IAB) Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jateng, Radito, mengatakan penurunan debit air waduk rata-rata mencapai 20-50 persen.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Penurunan paling terasa berada di wilayah pesisir utara. Di lokasi ini mayoritas daerah masih mengalami kekeringan yang berkepanjangan.

“Jadi ada 44 waduk yang mana 16 di antaranya volumenya masih normal. Kemudian 25 waduk volume airnya di bawah normal. Sisanya sedang dalam perbaikan dan ada yang kosong. Rata-rata, penurunan debit airnya ada yang 20 persen, ada juga yang 50 persen. Seperti di Waduk Malahayu dan Cacaban,” kata Radito kepada wartawan, Kamis (5/10/2023).

Untuk wilayah pesisir selatan, lanjut Radito, air waduknya masih tersedia mengingat hujan sempat mengguyur selama beberapa hari. Kendati demikian, menyusutnya air waduk di Jateng itu sudah terjadi sejak Juni sampai Oktober.

“Apalagi kemungkinan Oktober ini sudah masuk masa tanam. Sehingga pola tanam padinya dilakukan bergantian sambil menunggu ketersediaan air irigasi mencukupi. Mau tidak mau, masa tanam I dilakukan secara bergiliran,” ujarnya.

Berdasarkan catatan Pusdataru Jateng, luasan sawah yang terlayani air irigasi mencapai 953.804 hektare. Sementara untuk sawah yang mendapat pasokan dari air waduk seluas 384.000 hektare.

Kendati demikian, kondisi keterisian air waduk selama musim kemarau 2023 relatif masih lebih baik ketimbang kemarau yang terjadi tahun 2019 silam. Walaupun kondisinya sama-sama dilanda El Nino, akan tetapi tahun ini volume air waduk sebanyak 754 juta meter kubik.

“Ketimbang situasi lima tahun yang lalu, kondisi sekarang ini masih bagus. Soalnya penurunan debitnya tidak terlalu parah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya