Jateng
Jumat, 26 Agustus 2022 - 17:16 WIB

Jateng Siap Panen 1.000 Ton Sorgum

Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Supriyanto. (Solopos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah (Jateng), mengatakan sorgum yang ditanam di lahan seluas 120 hektare di tiga kabupaten di Jateng siap panen pada akhir tahun ini. Lahan seluas 120 hektare itu terbagi di tiga kabupaten yakni Wonogiri, Sukoharjo, dan Cilacap dengan luasan yang berbeda-beda.

“Atas biaya APBN kami dapat 120 hektare. Di Wonogiri 50 hektare sudah tana Juli. Nah, yang 10 hektare di bulan Agustus. Di Sukoharjo 20 hektare tanam di bulan Agustus, yang 40 hektare di Cilacap, tanam Oktober tahun ini,” ujar Supriyanto, dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Jumat (26/8/2022).

Advertisement

Ia menyebut, untuk setiap hektare produktivitas tanaman sorgum bisa mencapai 8-9 ton. Jadi diperkirakan, lahan 120 hektare yang telah ditanami sorgum, dapat menghasilkan sekitar 960-1080 ton.

Adapun, masa panen sorgum sekitar tiga bulan. Jadi, pada musim tanam 2022 sorgum di Jateng bisa dipanen sebelum akhir tahun. “Yang di Wonogiri tanam bulan Juli, bisa dipanen pada September akhir atau awal Oktober,” imbuhnya.

Advertisement

Adapun, masa panen sorgum sekitar tiga bulan. Jadi, pada musim tanam 2022 sorgum di Jateng bisa dipanen sebelum akhir tahun. “Yang di Wonogiri tanam bulan Juli, bisa dipanen pada September akhir atau awal Oktober,” imbuhnya.

Supriyanto menambahkan, pengembangan tanaman sorgum di Jateng tidak hanya berlangsung pada 2022. Di tahun depan, Jateng direncanakan mendapat alokasi tambahan ribuan hektare untuk penanaman sorgum.

“Kalau untuk tahun 2023 kami dapat alokasi 25.000 hektare untuk sorgum,” ujarnya.

Advertisement

Oleh karena itu, Pemprov Jateng kini fokus untuk membantu petani pada penanganan pasca-panen produk sorgum. Ini karena, produk sorgum selama ini hanya dikonsumsi pada kalangan terbatas, semisal untuk penderita diabetes.

Bantuan kepada petani, dilakukan dengan rencana pemberian bantuan alat pengolahan panen sorgum. Selain itu, adapula pendampingan pengolahan pasca panen.

Menurut Supriyanto, pendampingan kepada petani penting agar petani tidak merasa rugi mengembangkan sorgum mengingat pasar yang belum terbentuk.

Advertisement

Baca juga: Mantul! Jawa Tengah Ekspor 30 Ton Porang ke Negara Vietnam

Dikatakan Supriyanto, selama ini pertanian sorgum di Jateng masih dilakukan secara sporadis oleh para petani. Beberapa wilayah seperti Demak, Wonogiri dan Kabupaten Semarang mengembangkan pertanian secara mandiri. Kondisi ini tidak lepas dari pasar yang belum familiar dengan pengolahan sorgum.

Menurutnya, tanaman sorgum sebenarnya tidak memerlukan kriteria lahan subur. Tanaman ini dapat tumbuh di lahan yang sulit air sekalipun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif