Jateng
Jumat, 10 Mei 2019 - 12:50 WIB

Jejak Para Wali di Masjid Sekayu Semarang, Lebih Tua dari Masjid Agung Demak?

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Suara azan terdengar nyaring di perkampungan pada penduduk di Kelurahan Sekayu, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Selasa (7/5/2019). Suara azan itu berasal dari sebuah masjid yang diberi nama oleh warga sekitar sebagai Masjid Taqwa.

Sepintas masjid yang terletak di permukiman padat penduduk itu tak berbeda dengan masjid lainnya. Masjid bercat putih yang terdiri dari dua lantai itu juga ramai dikunjungi umat Muslim yang ingin beribadah, terlebih saat bulan Ramadan seperti saat ini.

Advertisement

Namun, siapa sangka jika masjid yang terletak tak terlalu jauh dari pusat perbelanjaan Mal Paragon itu memiliki catatan sejarah yang panjang. Bahkan, konon masjid itu merupakan salah satu masjid tertua di Kota Semarang, bahkan di Jawa Tengah (Jateng).

Ketua Takmir Masjid Taqwa Sekayu, Ahmad Arief, menuturkan konon Masjid Sekayu memang merupakan masjid tertua di Semarang. Berdasar catatan sejarah yang ia peroleh, masjid itu dibangun pada tahun 1413 atau 66 tahun lebih awal dibanding Masjid Agung Demak.

Advertisement

Ketua Takmir Masjid Taqwa Sekayu, Ahmad Arief, menuturkan konon Masjid Sekayu memang merupakan masjid tertua di Semarang. Berdasar catatan sejarah yang ia peroleh, masjid itu dibangun pada tahun 1413 atau 66 tahun lebih awal dibanding Masjid Agung Demak.

“Masjid ini dulu dibangun oleh Kiai Kamal. Konon, Kiai Kamal merupakan murid Sunan Gunung Jati,” ujar Arief saat dijumpai Semarangpos.com di kediamannya, Rabu (8/5/2019) siang.

Advertisement

Kayu-kayu jati itu pun dikumpulkan di wilayah yang saat ini dikenal sebagai Sekayu. Kayu-kayu itu lantas dikirim melalui kapal-kapal dari Sungai Semarang yang terletak di pinggir Kampung Sekayu.

“Dulu Kali Semarang itu besar dan bisa digunakan untuk lalu lintas perkapalan. Sambil mengumpulkan kayu, Kiai Kamal juga mendirikan masjid. Nah, masjid inilah yang didirikan. Dulu namanya Masjid Pekayuan,” cerita Arief.

Namun, apakah benar Masjid Sekayu merupakan masjid tertua di Semarang, bahkan di Jateng masih perlu dilakukan penelitian sejarah lebih lanjut. Arief mengaku penelitian itu memang pernah dilakukan oleh beberapa ahli.

Advertisement

Bahkan, dirinya sempat didatangi seorang peneliti dari Afrika Selatan terkait asal usul atau catatan sejarah masjid yang telah mengalami renovasi beberapa kali itu.

Kendati demikian, Arief mengaku meski telah banyak dilakukan perubahan masih ada beberapa bukti sejarah yang dipertahankan di masjid tersebut. Salah satunya yakni empat saka yang terbuat dari kayu jati berdiameter cukup besar yang menyangga mustaka masjid.

Advertisement

Empat kayu saka itu terdapat di dalam masjid dan berada di ruang salat kaum lelaki. Sementara mustaka yang konon juga peninggalan para wali juga masih ada di puncak masjid.

“Catatan sejarah masjid yang panjang juga membuat Pemkot Semarang menetapkannya sebagai bangunan cagar budaya. Bahkan, rencana Kampung Sekayu juga akan dijadikan sebagai Kampung Tematik Religi,” tutur Arief.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif