SOLOPOS.COM - Ketua Putra Persaudaran Anak Negeri Semarang (Persadanai) Sri Puji Mulyono. (Istimewa)

Solopos.com, Semarang – Eks-napi teroris (napiter) di Kota Semarang mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mengedepankan persatuan dalam Pemilu 2024.

Sebab, situasi yang chaos lebih mudah untuk dimanfaatkan oleh para teroris aktif untuk membuat kejahatan.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Putra Persaudaran Anak Negeri Semarang (Persadanai) Sri Puji Mulyono. Puji mengatakan, teroris selalu mengincar dan memanfaatkan momen kekacauan, di antaranya saat pemilu.

“Kalau melihat pengalaman kami masa lalu itu memang kadang momen seperti ini momen yang ditunggu, sehingga apabila terjadi chaos, ada peluang untuk dari sebagian kami yang masuk. Itu yang dikhawatirkan dan antisipasi, jangan sampai hal ini terjadi,” ujarnya saat ditemui wartawan, Kamis (8/2/2024).

Puji sendiri bersama Yayasan Persadi yang merupakan wadah bagi eks-napiter bersama perwakilan Nahdhlatul Ulama (NU), Perwalian Umat Budha di Indonesia (Walubi), Parisada Hindhu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Gereja se-Kota Semarang (PGKS), dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sudah membuat deklarasi pemilu damai.

Deklarasi digelar di kantor Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Semarang, Rabu (7/2/2024) kemarin.

“Kami komitmen bagaimana sebisa mungkin dengan bergandengan tangan dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemuda ini supaya kita sama-sama komitmen menjaga suasana,” tegasnya.

Puji sendiri dua kali ditahan karena  terlibat kasus terorisme pada 2005 dan 2010. Ia pernah ditahan di Lapas Nusakambangan, Mako Brimob, dan Lapas Kedungpane.

Pada 2005, Puji ditahan karena menyembunyikan teroris Noordin M Top dan Dr Azahari. Kemudian kasus kedua, ia pernah menyembunyikan Abu Tholut.

Sementara itu, Sekretaris FKUB Semarang, Syarif Hidayatullah meminta para tokoh agama turun langsung mengkampanyekan pemilu damai. Menurutnya, peran dari tokoh agama bisa mendinginkan suhu politik yang panas.

“Dimana-mana tokoh agama dipercaya dalam pengertian sangat berperan dalam mengendalikan masyarakat. Ketika situasi memanas atau oleng atau kehilangan keseimbangan diperlukan peran tokoh agama,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya