SOLOPOS.COM - Petugas memeriksa muatan angkutan barang di Jembatan Timbang Selogiri (JTS), Wonogiri, Rabu (17/9/2014). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Ilustyrasi jembatan timbang. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Kanalsemarang.com, SEMARANG—Potensi pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Jawa Tengah pada 2014 menjadi berkurang karena penutupan sejumlah jembatan timbang dan penerapan larangan melintas bagi angkutan barang yang melebihi tonase.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Berkurangnya potensi PAD dari jembatan timbang tidak ada masalah karena penutupan itu merupakan perintah dari Gubernur Jateng guna untuk pembenahan sistem yang lebih baik,” kata Kepala Bidang Retribusi dan Penerimanaan Lain-Lain Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Jawa Tengah Dyah Poespitasari seperti dikutip Antara, Selasa (7/10/2014).

Ia mengungkapkan bahwa potensi pendapatan dari denda di jembatan timbang cukup tinggi karena pada periode Januari-Mei 2014 bisa mendapatkan Rp13,1 miliar yang merupakan pembayaran denda dan telah masuk ke kas negara.

Kendati demikian, Dyah enggan membeberkan jumlah potensi tiap bulan yang menjadi PAD Pemprov Jateng dari sektor denda pada jembatan timbang.

“Yang pasti, pascapenutupan jembatan timbang kami tidak menargetkan perolehan dari sektor tersebut, bahkan pada 2015 tidak ditargetkan sama sekali, namun kalau masih ada pendapatan dari sektor itu akan tetap dimasukkan PAD,” ujarnya.

Menurut dia, DPPAD Jateng saat ini terus berupaya mengoptimalkan potensi pendapatan dari sektor lain seperti dari biaya pajak nomor kendaraan bermotor (BPNKB), perusahaan daerah, pajak bahan bakar, pajak air permukaan, pajak rokok, dan retribusi-retribusi.

“Penyumbang PAD Provinsi Jateng terbesar hingga kini masih dari sektor pajak dan dari total PAD sebanyak Rp7,4 triliun pada tahun 2013, sebanyak Rp6,7 triliun dari pajak daerah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya