Jateng
Rabu, 6 April 2022 - 22:23 WIB

Jorok! Sampah Plastik Kepung Kampung Nelayan Tambakrejo Semarang

Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penampakan sampah plastik di Kampung Nelayan Tambakrejo, Kota Semarang, Rabu (6/4/2022). (Solopos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, SEMARANG — Warga Kampung Nelayan Tambakrejo di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mengeluhkan adanya tumpukan sampah plastik di ujung kampung tersebut. Sampah plastik itu berasal dari aliran sungai yang bermuara ke Kampung Tambakrejo.

Seorang warga Tambakrejo, Marzuki, mengatakan tumpukan sampah plastik di kampungnya itu membuat warga khawatir. Hal itu dikarenakan tumpukan sampah itu mencemari lingkungan dan membuat Kampung Tambakrejo menjadi kumuh.

Advertisement

“Sampah yang ada di ujung kampung itu bukan dari sini, itu kebanyakan sampah plastik,” ujar Marzuki kepada wartawan di Semarang, Rabu (6/4/2022).

Baca juga: Dikepung Sampah, Begini Kondisi Kampung Nelayan di Cilincing Jakarta

Marzuki menambahkan mayoritas warga Kampung Tambakrejo berprofesi sebagai nelayan. Dengan adanya sampah plastik itu dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas nelayan dan berdampak pada hasil tangkapan ikan.

Advertisement

“Sampah itukan ada di pinggiran, kalau pas air laut pasang pasti terbawa ombak dan masuk ke laut,” jelasnya.

Menurut Marzuki, sampah plastik yang dibiarkan terlalu lama juga akan merusak ekosistem biota laut seperti ikan dan kerang. Hal itu akan berpengaruh pada hasil tangkapan ikan para nelayan Tambakrejo Semarang.

Selain di Kampung Nelayan Tambakrejo Semarang, nelayan juga mengeluh banyaknya sampah di sepanjang Sungai Kanal Banjir Timur atau BKT. Banyaknya sampah itu berdampak pada perahu nelayan hingga mengalami kerusakan.

Advertisement

Baca juga: Dikritik Walhi Jateng, Gibran: PLTSa Putri Cempo Solo Jalan Terus

Sementara itu, anggota Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jateng, Iqbal Alma, mengatakan warga Tambakrejo sudah kerap melakukan pembersihan sampah-sampah plastik yang mengalir ke perkampungannya. Meski demikian, upaya warga itu tak mampu mengatasi keberadaan sampah-sampah itu karena terus berdatangan.

Iqbal juga membenarkan jika sampah-sampah yang berada di sekitar permukiman warga dan Sungai BKT memang didominasi sampah plastik.

“Volume sampah plastik semakin banyak. Ketika ada hujan, sampah yang dari atas itu turun ke wilayah perkampungan,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif