SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi alias Hendi. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Kampung tematik di Kota Semarang teradang gagal paham camat dan lurah atas konsep pembangunannya.

Semarangpos.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengakui baru sekitar 50% jajaran lurah dan camat di wilayah itu yang memahami konsep pembangunan kampung tematik. Karena gagal paham camat dan lurah itu, pembangunan kampung tematik di Kota Semarang tak sepenuhnya berhasil.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

“Saya rasa masih 50% teman-teman yang memahami semangat kampung tematik ini,” kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi saat meninjau Kampung Tematik di Semarang Tengah, Selasa (17/1 /2017). Dari 32 kampung tematik yang dibangun dengan APBD Perubahan Kota Semarang 2016, diakuinya kampung tematik di Jl. Seteran Barat Semarang salah satu yang berhasil.

Menurut dia, perubahan signifikan mulai dari titik nol hingga 100% bisa terlihat di kampung tematik itu sehingga ada peningkatan dari kondisi kumuh ke kondisi yang lebih baik. “Ada beberapa prestasi kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setempat yang berhasil diangkat oleh pemangku wilayah, yakni lurah dan camat menjadi suatu daya tarik,” katanya.

Potensi lokal di kawasan itu, kata dia, yakni sentra pembuatan barongsai berhasil diangkat sebagai daya tarik untuk menarik orang-orang dari luar Semarang untuk datang berkunjung. Bahkan, lanjut dia, beberapa kegiatan UMKM lainnya juga berkembang, seperti pembuatan kulit lunpia, yakni makanan khas Semarang yang didorong pula di berbagai kampung yang lainnya.

Namun, Hendi mengakui masih ada pemangku wilayah yang belum memahami semangat kampung tematik yang sejatinya untuk membenahi wilayah kumuh, sekaligus mengangkat potensi lokal yang dimiliki. “Sehingga yang separuhnya ini terus kami dorong, terutama para lurah dan camat untuk bisa seirama dengan keinginan kami dalam mengembangkan kampung-kampung tematik,” katanya.

Nantinya, kata dia, pasti akan ada evaluasi yang dilakukan terhadap 32 kampung tematik yang sudah ada agar dalam pengembangan kampung-kampung tematik ke depannya lebih optimal. “Saya mohon doanya agar di 2017 ini, setelah ada sebuah langkah evaluasi, nantinya rencana pembangunan 100 kampung tematik bisa lebih sempurna lagi,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya