SOLOPOS.COM - Rektor Undip Semarang, Prof. Yos Johan Utama, (kedua dari kiri), saat melepas mahasiswa Undip yang akan menjalani KKN di Lapangan Widya Puraya, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Senin (9/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Istimewa-Humas Undip)

Kampus di Semarang, yakni Universitas Diponegoro (Undip) mengirimkan ribuan mahasiswanya untuk kuliah kerja nyata (KKN) di delapan kabupaten di Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG – Sebanyak 3.668 mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang diterjunkan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Undip I Tahun 2016/2017 di delapan wilayah kabupaten di Jateng. Kedelapan kabupaten di Jateng yang dipilih Undip sebagai tempat pengabdian mahasiswanya itu, yakni Jepara, Pati, Temanggung, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, dan Pemalang.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Ribuan mahasiswa yang mengikuti program KKN Undip ini secara resmi dilepas oleh Rektor Undip, Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH, M. Hum, di Lapangan Widya Puraya, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Senin (9/1/2017). Selain melibatkan ribuan mahasiswa, KKN ini juga mengikutsertakan 102 dosen pembimbing dan delapan dosen koordinator.

Pelaksanaan KKN di Undip merupakan suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk berinteraksi dengan masyarakat diluar kampus secara langsung dan mengidentifikasi masalah-masalah serta membantu menangani permasalahn yang dihadapi masyarakat dalam pembangunan wilayah di lokasi KKN.

Kepala P2KKN, Ir. Edy Prasetyo MS, menyampaikan bahwa KKN ini akan dilaksanakan selama 42 hari, sejak 9 januari 2017 hingga 21 Februari 2017, di mana pada pekan pertama akan dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk observasi lapangan. “KKN Tim I ini esesnsinya tetap yaitu pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dengan imbangan program multidisiplin berbanding monodisiplin atau dengan kata lain setiap tim mahasiswa KKN dalam satu desa wajib mengerjakan dua program multidisipliner dan masing masing mahasiswa juga wajib membuat dua program nondisipliner sesuai dengan kompetensi keilmuannya” jelas Edi dalam siaran pers yang diterima Semarangpos.com, Kamis (12/1/2016).

Program multidisipliner yang diwajibkan, lanjut Edy, meliputi pendataan dan analisi UMKM, sedangkan program multidisipliner, antara lain yakni pendampingan pengembangan kawasan pemukiman (Bangkim), dan sistem penyedia air minum (Spam) dalam rangka mendukung infrastruktur permukiman. Selain Program mulitidisipliner dan monodisipliner, mahasiswa sebagai peserta KKN juga sangat dimungkinkan melaksanakan program-program bersifat sosial kemasyarakatan yang ragamnya tergantung dari situasi dan kondisi desa/kecamatan masing masing.

Pelaksanaan pemberangkatan maupun penarikan KKN kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, Undip menyediakan bus kampus dan truk untuk mengangkut mahasiswa ke tempat KKN serta sarana penunjang yang dibutuhkan di lokasi KKN, seperti motor. “Ini dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan, seperti yang dialami pernah terjadi pada KKN sebelumnya,” terang Edy.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya