Jateng
Rabu, 21 Agustus 2019 - 06:50 WIB

Kapolda Minta Warga Papua di Jateng Tak Terprovokasi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah (Jateng), Irjen Pol. Ryco Amelza Dahniel, meminta mahasiswa Papua yang berada di wilayahnya untuk tidak terprovokasi dengan kasus kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah, seperti Manokwari dan Makassar.

Ia meminta mahasiswa Papua di Jateng untuk tetap tenang menyikapi kasus tersebut dan terus melanjutkan aktivitas belajarnya seperti sedia kala.

Advertisement

“Saya sudah berkomunikasi dengan Panglima [Pangdam IV Diponegoro] dan Gubernur [Ganjar Pranowo], bahwa kita akan menjamin keamanan masyarakat Papua yang ada di sini [Jateng]. Baik yang sedang tugas belajar maupun beraktivitas. Jadi enggak perlu khawatir, apalagi terprovokasi,” ujar Kapolda seusai memimpin upacara sertijab Kapolresta Solo di kompleks Mapolda Jateng, Kota Semarang, Selasa (20/8/2019).

Kapolda juga menegaskan komitmen masyarakat Jateng untuk menjadi Benteng NKRI dan Benteng Pancasila dengan menjaga persatuan dan kesatuan serta menjunjung tinggi sikap toleransi.

“Masyarakat Jateng ini toleran kok. Kita tidak membeda-bedakan suku dan menerima segala perbedaan. Buktinya, waktu pemilu kemarin aman, meskipun banyak perbedaan. Keamanan itu bukti kalau masyarakat di Jateng ini menjunjung tinggi toleransi,” imbuh jenderal bintang dua itu.

Advertisement

Oleh karenanya, ia pun meminta mahasiswa atau masyarakat Papua yang berada di Jateng untuk tidak khawatir maupun terprovokasi sehingga ikut-ikutan turun ke jalan menggelar aksi yang justru berpotensi memicu kerusuhan.

“Seluruh saudara Papua tidak perlu ikut terprovokasi. Kalau ada apa-apa, kita bicarakan baik-baik. Untuk masyarakat Jateng, enggak perlu ikut-ikutan memberikan statment yang justru bisa menimbulkan salah penafsiran,” imbuh Ryco.

Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Manokwari dan Makassar, Senin (19/6/2019). Aksi itu terjadi akibat adanya informasi terkait perlakuan diskriminatif yang dialami mahasiswa Papua yang berada di Surabaya dan Malang oleh sekelompok orang.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif