Jateng
Selasa, 28 Februari 2023 - 20:07 WIB

Kasus Flu Burung Muncul di Kalsel, Peternak Unggas Jateng Waswas

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemeriksaan kondisi kesehatan ayam di peternakan modern. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Munculnya kasus flu burung di Kalimantan Selatan (Kalsel) membuat peternak unggas di Jawa Tengah (Jateng) waswas. Mereka pun meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk segera mengatasi penularan wabah tersebut, salah satunya dengan memberikan obat pencegahan atau vaksin avian influenza (AI) ke seluruh daerah di Indonesia, termasuk Jateng.

Hal itu disampaikan Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jateng, Suwardi, kepada Solopos.com, Selasa (28/2/2023). Suwardi menilai Kementan perlu menyikapi serius kasus flu burung di Kalsel agar tidak menjalan ke daerah lain, termasuk Jateng. Apalagi, saat ini hujan yang terus menerus mengguyur Jateng berisiko menyebarkan penyakit kepada unggas yang ada di sentra peternakan.

Advertisement

“Mestinya pemerintah, khususnya Kemnetan memberikan bantuan obat vaksin AI dan obat biosekuriti untuk penyemprotan kandang. Itu bisa mencegah penularan flu burung, sekaligus meningkatkan kebersihan lokasi peternakan,” kata Suwardi.

Pemberian vaksinasi AI, terang Suwardi, setidaknya mampu meningkatkan imunitas pada unggas yang berada di kandang-kandang peternakan. Selain itu, pemberian sumplemen tambahan seperti nutrisi dan vitamin juga dibutuhkan agar virus flu burung tidak gampang menular.

“Kemudian besok saya ikut rapat di Kementan Jakarta untuk bahas stok telur saat Ramadan dan Lebaran. Kalau berdasarkan datanya, stok untuk wilayah Jateng masih cukup yaitu ada 1.200 ton. Sedangkan kebutuhan Jateng itu 800 ton telur,” terangnya.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Rahmah Nur Hayati, mengaku hingga detik ini belum ada laporan terkait penyakit flu burung yang menginfeksi manusia di 35 kabupaten/kota. Kendati demikian, flu burung ini bisa atau berpotensi menular ke manusia meskipun risikonya rendah.

“Belum ada (laporan kasus), baik dari Dinkes, Dinas Perternakan (DinasKeswan) hingga Dinas SDA (BKSDA). Namun untuk antisipasi, kami sudah sosialisasi ke kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan. Kemudian, survailanstingkatan kewaspadaan, kemudian surveilans juga dilakukan bersama Dinas Pertanian/Peternakan dan BKSDA, serta kesiapsiagaan fasyankes [fasilitas layanan kesehatan],” tutur Rahmah.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif