Jateng
Senin, 9 Agustus 2021 - 19:40 WIB

Kasus Kematian Covid-19 Jateng Didominasi Pasien Belum Vaksinasi

Imam Yuda Saputra  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Vaksinasi kepada golongan lanjut usia atau lansia di Desa Jaten, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com, SEMARANG – Tingginya angka kematian Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) salah satu dipicu lambatnya proses vaksinasi. Berdasarkan kajian tim ahli Covid-19 Jateng, 97,2% kasus kematian akibat Covid-19 di Jateng terjadi pada pasien yang belum menerima suntikan vaksin.

Hal itu disampaikan Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Prasetyo Aribowo, saat rapat penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur Jateng, Senin (9/8/2021).

Advertisement

“Dari 10 rumah sakit [rujukan Covid-19] di Jateng yang diteliti, ditemukan fakta bahwa 97,2% kasus kematian di rumah sakit terjadi pada pasien yang belum divaksin,” kata Prasetyo.

Baca juga: Sekda: Tinggal Satu Daerah di Jateng Masuk Level 4

Advertisement

Baca juga: Sekda: Tinggal Satu Daerah di Jateng Masuk Level 4

Selain itu, penelitian itu juga menunjukkan kasus kematian Covid-19 didominasi pasien lanjut usia (lansia), dengan rentang usia 45-65 tahun. Persentase kematian lansia mencapai 58,4% lebih tinggi dibanding kategori usia lain.

“Penelitian juga menemukan sebanyak 87 persen kasus kematian di rumah sakit terjadi pada pasien kategori rentan. Di antaranya lansia dan mereka yang memiliki komorbiditas,” jelasnya.

Advertisement

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menilai terkait angka kematian pada pasien yang belum mendapat vaksinasi tergolong besar. Meski demikian, angka itu bisa ditekan, bahkan dilakukan pencegahan.

“Itu hipotesis kita. Makanya, untuk rapat tadi kami ubah cara vaksinasi. Sekarang kita cari daerah yang penduduknya banyak, lansia banyak, komorbiditas banyak. Itu yang diprioritaskan. Jadi sasaran vaksinasi jelas,” ujar Ganjar.

Ganjar juga meminta seluruh kepala daerah di Jateng fokus melakukan vaksinasi kepada kelompok rentan. Vaksin yang diberikan ke daerah harus menyasar ke kelompok-kelompok tersebut. Yakni lansia dan pasien dengan penyakit penyerta.

Advertisement

“Sementara yang dari TNI/Polri bisa menyasar yang umum. Sehingga lebih enak pembagiannya. Biar tidak berebut,” jelasnya.

Vaksinasi Covid-19 di Jateng

Selain soal vaksinasi, Ganjar juga meminta kabupaten/kota lebih gencar dalam melakukan tracing dan testing. Beberapa daerah, menurut Ganjar masih rendah tingkat tracing dan testing.

“Umpama tadi Brebes, kenapa rendah [testing dan tracing], mereka bilang enggak punya PCR. Maka saya usulkan digenjot pakai antigen dan kalau tidak pengadaan peralatan. Rembang juga sama, tapi alasannya karena yang positif sedikit, jadi tracing turun,” ujar Ganjar.

Advertisement

Baca juga: tok Vaksin Covid-19 di Wonogiri Habis, Begini Langkah Pemkab

Sementara itu berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tingkat vaksinasi Covid-19 Jateng masih terbilang rendah.Bahkan Jateng merupakan provinsi kedua terendah di Pulau Jawa dalam tingkat percepatan vaksinasi.

Dari 28,7 juta sasaran, baru sekitar 19,49% atau sekitar 5,59 juta orang yang mendapat suntikan vaksin pertama. Sedangkan untuk suntikan kedua baru menyasar 3,15 juta penduduk atau 10,99% dari target.

Sementara itu, Jawa Barat (Jabar) menjadi provinsi paling rendah dalam hal percepatan vaksinasi. Dari 37,9 juta sasaran, baru sekitar 17,64% sasaran yang divaksin pertama dan 8,64% sasaran yang menerima vaksin kedua.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif