Jateng
Jumat, 13 September 2019 - 16:22 WIB

Kebakaran Gunung Merbabu, BPBD Jateng Sarankan Water Bombing

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyarankan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang dan Boyolali meminta bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengatasi kebakaran hutan di Gunung Merbabu.

“Nanti dari pihak kepala daerah bisa menyatakan darurat bencana dan minta rekomendasi dari Pak Gubernur agar mendapat bantuan dari BNPB. Salah satunya melalui helikopter water bombing,” ujar Kepala BPBD Jateng, Sudaryanto, kepada Semarangpos.com, Jumat (13/9/2019).

Advertisement

Kendati demikian, Sudaryanto menyarankan langkah meminta bantuan helikopter water bombing BNPB itu perlu dilakukan jika proses pemadaman di Gunung Merbabu tak kunjung berhasil.

“Ya, kalau enggak segera teratasi sebaiknya meminta bantuan water bombing. Daripada semakin meluas dan berdampak buruk bagi warga,” ujar Sudaryanto.

Saat ini, proses pemadaman kebakaran lahan hutan di Gunung Merbabu masih terus dilakukan oleh sukarelawan, anggota BPBD, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, maupun TNI dan Polri.

Advertisement

Meski demikian, proses pemadaman itu tak kunjung berhasil. Api yang memberangus lahan hutan di Gunung Merbabu kabarnya juga semakin meluas. Bahkan api yang semula berasal dari kawasan Dusun Malang, Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang itu mulai menjalar masuk ke wilayah Kabupaten Boyolali.

Kobaran api yang melanda Gunung Merbabu sejak Rabu (11/9/2019) malam itu bahkan terlihat dari Kota Salatiga. Pantauan dari Kota Salatiga saat Kamis (12/9/2019) malam, kobaran api terlihat seperti benda merah yang berada di sekitar Gunung Merbabu.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Junita Parjanti, saat dihubungi Semarangpos.com, Kamis malam, mengatakan api sudah menghanguskan sekitar 42,6 lahan hutan di gunung yang berada di atas ketinggian 3.145 meter di atas permukaan laut (mpl) itu.

Advertisement

“Memang proses pemadamannya sedikit menemui kendala. Tantangan selain angin yang berhembus kencang, juga medannya yang terjal di antara tebing yang curam,” imbuh Sudaryanto.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif