SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi biogas JIBI/Harian Jogja/Antara

Kebersihan Kota Magelang diupayakan pemerintah setempat dengan mengoptimalkan pengelolaan sampah.

Kanalsemarang.com, MAGELANG – Pemerintah Kota Magelang mengunggulkan pengelolaan sampah antara lain, inovasi pengolahan limbah sampah berupa air yang diolah menjadi bio gas, kampung organik, dan bank sampah.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Pj Walikota Magelang Rudy Apriyantono menjelaskan bahwa bio gas menghasilkan energi listrik dan gas yang dimanfaat oleh masyarakat sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah Banyuurip.

Hal tersebut disampaikan Rudy saat pemaparan di depan tim Adipura Kota Magelang dan Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) Tuti Hendrawati Mintarsih, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (5/11/2015).

Rudy menjelaskan untuk pengelolaan sampah yakni inovasi pupuk cair yang diproduksi oleh UPTD Pasar Kebon Polo dan Pasar Gotong Royong serta kerajinan bank sampah yang disulap menjadi berbagai macam kerajinan seperti tas.

“Saat ini Kota Magelang memiliki 51 kampung organik yang tersebar di 17 kelurahan. Di setiap kelurahan juga sudah terbentuk bank sampah yang membuat terobosan membuat berbagai kerajinan berbahan dasar sampah,” kata Rudy.

Tuti Hendrawati Mintarsih mengapresiasi langkah Pemkot Magelang dalam melakukan pengelolaan dan pengolahan sampah.

“Inovasi ini bagus, harus bisa bermanfaat dan berkelanjutan. Yang paling utama bisa mengurai dan volume penumpukan sampah,” kata Tuti yang juga anggota dewan adipura.

Kepala KLH Kota Magelang Machbub Yani Arfian menerangkan selain partisipasi masyarakat, sekolah juga memiliki peran penting karena, sudah ada beberapa sekolah yang sudah memiliki bank sampah dalam skala kecil. Para siswa diminta untuk memilah sampah organik dan anorganik.

“Pengolahan limbah cair kantin yang dijadikan pupuk cair sudah dilakukan oleh SMP Negeri 2, SMP Negeri 9, dan SMA Negeri 4 Kota Magelang. SMA Negeri 4 juga telah mendeklarasikan gerakan memungut sampah,” kata Machbub.

Kepala DPP Kota Magelang Joko Budiyono menambahkan terkait pembuatan pupuk cair, saat ini sudah diterapkan di dua pasar tradisional yakni pasar kebonpolo dan pasar gotong royong.

Joko menjelaskan pupuk cair tersebut dihasilkan dari pengolahan air limbah cucian daging, air kelapa, buah-buahan, dan sayuran, serta limbah cair bumbu dapur seperti cabai, bawang merah, bawang putih yang dijadikan insektisida.

“Program ini didukung oleh Corporate Sosial Responbility (CSR) dari CV Joyoboyo. Ini menunjukan sinergitas tiga komponen, pemerintah, sektor perbankan, rumah sakit, koperasi, dan peran masyarakat,” demikian Joko Budiyono.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Asisten Sekda Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesra Sumartono, serta sejumlah SKPD terkait antara lain Kantor Lingkungan Hidup (KLH), Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota (DKPT), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), serta Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Magelang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya