SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran (JIBI/Solopos/Dok)

Kegiatan TNI Korem 071/Wijayakusuma bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah melakukan pencegahan kebakaran hutan.

Kanalsemarang.com, BANYUMAS-Komando Resor Militer 071/Wijayakusuma berupaya mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan di wilayah eks Keresidenan Banyumas dan Pekalongan, Jawa Tengah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Kami bekerja sama dengan masyarakat, kehutanan, dan Polri untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran. Sudah ada satgasnya (satuan tugas),” kata Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Infanteri Dwi Wahyu Winarto di Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Selasa (8/9/2015).

Danrem mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela latihan bersama tim search and rescue (SAR) di Markas Korem 071/Wijayakusuma.

Dalam hal ini, dia mencontohkan upaya pemadaman kebakaran yang terjadi di lereng Gunung Slamet sebelah selatan pada akhir bulan Agustus 2015.

“Upaya yang dilakukan adalah melokalisasi kebakaran supaya api itu tidak meluas. Alhamdulillah, api dapat dipadamkan,” katanya.

Ia mengakui bahwa upaya pemadaman kebakaran hutan di lereng gunung salah satunya Gunung Slamet hanya bisa dilakukan secara tradisional dengan melokalisasi atau membuat sekat karena medannya sangat sulit untuk dilalui mobil pemadam kebakaran.

Bahkan untuk menuju lokasi kebakaran di lereng Gunung Slamet yang terjadi pada akhir bulan Agustus, kata dia, membutuhkan waktu sekitar enam jam dengan berjalan kaki.

“Kita hanya bisa melokalisasi agar api tidak meluas karena dengan gesekan sedikit saja, api bisa muncul,” jelasnya.

Ia mengatakan dalam penanganan kebakaran hutan dibutuhkan sikap tanggap dan segera melakukan pemadaman agar api tidak menjalar hingga jauh.

Terkait latihan bersama SAR yang digelar di Makorem 071/Wijayakusuma, Danrem mengatakan kegiatan tersebut merupakan Latihan Posko I yang berkaitan dengan bencana alam khususnya Gunung Slamet.

“Diskenariokan Gunung Slamet berstatus ‘Waspada’ hingga akhirnya nanti terjadi erupsi,” katanya.

Menurut dia, pelatihan tersebut ditujukan untuk meningkatkan profesionalisme TNI, BPBD, dan instansi terkait di wilayah seperti Tagana, Polri, dan sebagainya.

Setelah pelatihan yang berkaitan dengan bencana erupsi Gunung Slamet, kata dia, nantinya juga ada latihan penanganan bencana kekeringan.

“Kekeringan juga bisa memicu terjadinya kebakaran hutan. Saat musim hujan, bisa muncul tanah longsor,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya