Solopos.com, SEMARANG – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), menangkap dua buronan dalam kasus yang berbeda.
Salah satunya terciduk menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan saat berobat patah tulang di RS Moewardi Solo.
Promosi BRI Kenalkan Berbagai Inovasi Unggulan di Kick-Off BUMN AI Center of Excellence
Asisten Intrlijen Kejati Jateng, Sunarwan, mengatakan buron pertama yang ditangkap adalah Mokhamad Zahli.
Sementara buron kedua adalah Muljaningrum Widiastuti, yang diburu karena mangkir dari panggilan penegak hukum atas kasus dugaan korupsi kredit fiktif BPR BKK Kendal 2013-2014.
“[Muljaningrum] Kita amankan pada 31 Mei lalu ketika dia kecelakaan di RSUD Moewardi [Solo]. Setelah membaik dijemput Kejari Kendal,” ujar Sunarwan kepada wartawan, Kamis (20/6/2024).
Menurut Sunarwan, status Muljaningrum dalam dugaan korupsi ini masih sebagai saksi dari kasus kredit fiktif yang menjerat saudara kandungnya. Adapun saudaranya bernama Martiningrum yang sudah ditetapkan tersangka.
“Peranya lebih jauh di Kejari Kendal ya. Karena dipanggil sebagai saksi [kredit fiktif] enggak pernah datang. Apakah nanti ditingkatkan statusnya jadi tersangka atau tidak nanti (kewenangan) Kejari Kendal,” terangnya.
Sementara daftar pencarian orang (DPO) Mokhamad Zahli ditangkap pada 5 Juni. Zahli dibekuk di Perumahan Bumi Sani Permai, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
“Ini yang menyalahgunakan KAS Sekda Rembang tahun anggaran 2005,” ungkapnya.
Ditangkapnya dua DPO ini, Sunarwan menjadi ultimatum pada buronan lainnya agar menyerahkan diri. Sebab, upaya pemburuan para DPO bakal terus digalakan.
“Tapi kita masih banyak PR-nya dari daerah itu ada penambahan jadi 75 DPO. Kami harapkan DPO-DPO ini menyerahkan diri dengan sukarela, proses hukum terus berlanjut. Karena kami pasti upayakan mengamankan DPO-DPO tersebut,” tutupnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
