Jateng
Rabu, 20 September 2023 - 22:33 WIB

Kejuaraan Internasional Gantole Telomoyo 2023, 5 Pilot Asing Warnai Persaingan

Hawin Alaina  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang peserta saat tampil pada Kejuaraan Internasional Gantole Telomoyo VII di Gunung Telomoyo, Kabupaten Semarang, Rabu (20/9/2023). (Istimewa/Dok. Piala Telomoyo)

Solopos.com, UNGARAN – Kejuaraan Internasional Gantole Piala Telomoyo VII 2023 kembali digelar. Ajang tahunan yang digelar di kawasan Gunung Telomoyo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), 19-24 September 2023 itu diikuti sekitar 58 pilot, di mana lima di antaranya berasal dari luar negeri.

Direktur Komunikasi Piala Telomoyo VII, Tagor Siagian, mengatakan selain diikuti lima pilot dari luar negeri, ajang ini juga diikuti atlet dalam negeri yang berasal dari sembilan provinsi seperti Banten, DKI, Jateng, Jawa Barat (Jabar), Yogyakarta, Sumatra Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Puluhan pilot itu akan unjuk kebolehan di tiga kelas yang diberlombakan yakni terbuka, sport dan sport C atau pemula.

Advertisement

“Kelas terbuka dan kelas sport dibedakan menurut jenis layangan. Kelas terbuka satu lapis dan kelas sport dua lapis. Ajang ini juga merupakan seri kejurnas nomor lintas alam terbatas dan pematangan teknik pilot jelang PON XXI Aceh dan Sumatra Utara tahun depan,” terang Tagor kepada Solopos.com, Rabu (20/9/2023) sore.

Diakuinya olahraga gantole merupakan olahraga yang sangat tergantung pada cuaca. Pilot atau atlet harus bersabar menunggu cuaca bagus agar bisa mengawali lomba atau melakukan lepas landas.

Menurut Tagor, cuaca di kawasan Gunung Telomoyo saat ini sangat cerah. Hal itu berbeda dengan beberapa hari lalu di mana cuaca mendung dan sempat turun hujan.

Advertisement

Cuaca yang bagus ini pun membuat perlombaan berjalan baik. Bahkan, ronde kedua pun bisa dilaksanakan dengan baik.

“Ronde pertama Selasa [19/9/2023] kemarin tertunda karena kabut dan angin dari arah belakang tempat lepas landas. Setelah 36 pilot terbang, gerimis selama 40 menit, baru lomba bisa dilanjutkan,” ujarnya.

Dengan digelarnya kejuaraan internasional ini, kata Tagor, diharapkan atlet dirgantara lokal bisa mengukur kemampuan dengan pilot asing. Ia pun menyarankan agar atlet gantole Indonesia banyak yang mengikuti ajang internasonal, terutama nomor cross country atau lintas alam.

Advertisement

“Agar bisa lebih banyak belajar dari pilot asing peringkat dunia. Juga agar terbiasa terbang di bebagai keadaan alam berbeda,” jelas Tagor.

Selain itu, dengan diselenggarakannya kejuaraan ini akan menambah daya tarik wisata Gunung Telomoyo. Gunung Telomoyo berpotensi menjadi venue menggelar kejuaraan gantole tingkat dunia. Apalagi, juara dunia gantole dari Jerman, Primoz Gricar, juga pernah mengikuti ajang di Gunung Telomoyo ini dan tampil sebagai juara pertama sebanyak dua kali.

“Bukan tidak mungkin Indonesia jadi tuan rumah kejuaraan gantole dunia, karena kontur alam kita sangat menantang. Ada pengalaman sangat menyenangkan dan mendebarkan, mendarat di persawahan. Itu menurut pilot-pilot darii Jepang, Korsel, dan Australia, yang pernah ikut dalam kejuaraan ini,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif