Jateng
Selasa, 15 September 2015 - 06:50 WIB

KEKERINGAN MAGELANG : Mencari Air, Warga Merbabu Terpaksa Ngebor Tebing

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan di Soloraya (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Kekeringan di Magelang tepatnya di Dusun Ngepoh, Banyusidi memaksa warga mengebor tebing untuk mendapatkan air bersih.

Kanalsemarang.com, MAGELANG-Warga lereng Gunung Merbabu di Dusun Ngepoh, Desa Banyusidi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang mengalami kesulitan air bersih pada musim kemarau ini terpaksa melakukan pengeboran tebing untuk mendapatkan air bersih.

Advertisement

Warga Dusun Ngepoh, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Tubar, 34, di Magelang, Senin (14/9/2015), mengatakan masyarakat bergotong-royong mencari sumber mata air dengan mengebor sebuah tebing hingga kedalaman enam puluh meter.

Ia mengatakan pengeboran menggunakan alat bor yang dibuat Budi Haryanto, warga Sanggrahan, Kecamatan Mungkid. Pengeboran dilakukan secara horisontal dan terbukti dapat menghasilkan air dengan debit tinggi.

Sebanyak 250 warga Dusun Ngepoh sebelumnya mengalami kesulitan air bersih terutama saat musim kemarau, setelah bersusah payah mendapatkan sumber mata air tersebut permasalahan air bersih mereka terselesaikan. Bahkan warga di luar dusun, juga bisa ikut menikmati kelebihan air yang mereka temukan tersebut.

Advertisement

Ia menuturkan krisis air bersih terjadi setiap musim kemarau. Kesulitan semakin parah pascaerupsi Merapi 2010 yang mengakibatkan debit air bersih semakin berkurang.

“Pascaerupsi Merapi beberapa sumber mata air yang semula kami andalkan berkurang drastis. Terutama saat musim kemarau pandang terjadi, seperti sekarang ini,” katanya.

Metode pengeboran secara horizontal yang ditemukan oleh Budi Haryanto terbukti sukses memompa air dengan debit satu liter per detik, tanpa menggunakan mesin pompa air.

Advertisement

Menurut Budi teknologi mesin pengebor ini cukup sederhana. Awalnya, lapisan tanah tebing yang banyak mengandung air dibor menggunakan pipa dengan mata bor.

Ia mengatakan pengeboran mendatar atau horisontal hingga menembus titik air. Setelah mendapatkan mata air, air dialirkan melalui pipa paralon sepanjang 66 meter. Setelah itu disalurkan ke bak penampungan sejauh empat kilometer.

“Teknologi pengeboran sumber air secara horizontal ini cocok untuk mengatasi kesulitan air di daerah perbukitan atau pegunungan. Selain mudah, metode ini juga dapat menghasilkan debit air yang melimpah tanpa bantuan mesin pompa air,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif