Jateng
Kamis, 22 Juni 2023 - 14:44 WIB

Kekeringan Mulai Melanda Jateng, 10 Daerah Ini Sudah Dropping Air

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Solopos.com, SEMARANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyatakann 35 kabupaten/kota berpotensi mengalami kekeringan sebagai salah satu dampak fenomena El Nino. Bahkan, hingga Kamis (22/6/2023), sudah ada 10 daerah di Jateng yang mengalami kekeringan dan dilakukan dropping air.

Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Darurat BPBD Jateng, Dikki Ruli Perkasa, mengatakan sejumlah daerah mulai bergerak untuk mengatasi kekeringan di daerah masing-masing. Pergerakan awal dilakukan dengan dropping air oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat bersama corporate social responsibility (CSR).

Advertisement

“Distribusi air yang paling tinggi adalah di kabupaten Pemalang. Ada tujuh desa di Kecamatan Pulosari dengan total 43 tengki. Itu (Pemalang) sudah di proses. Lalu kabupaten Cilacap di tiga kecamatan, yakni Kawungaten, Patrimuan, dan Dayauhluhur dengan 25 tengki, sudah dilakukan droping air bersih oleh APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah) setempat,” jelas Dikki kepada Solopos.com, Kamis (22/6/2023).

Secara terperinci, ke-10 daerah yang telah melakukan dropping air bersih yakni di Cilacap, Klaten, Pemalang, Tegal, Demak, Semarang, Kota Semarang, Grobogan, Blora dan Magelang. Total terdapat 132 tangki dengan 659.00 liter air yang disalurkan dengan anggaran APBD dan 13 tangki dengan 70.000 liter air yang diberikan dengan CSR.

“Kita tebalkan kemampuan kabupaten/ kota dalam mengurangi dampak tersebut. Sampai saat ini sudah kita petakan semuanya, insya Allah semua daerah mampu,” akunya.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, fenomena El Nino sudah terjadi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) yang ditandai dengan cuaca kemarau dan turunnya curah hujan. Kendati demikian, BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah (Jateng) menampik jika El Nino itu akan berdampak pada kekeringan panjang di sejumlah wilayah di Jateng.

“Kekeringan ini bisa memicu misalnya kebakaran hutan, makin mudahnya terjadinya kebakaran hutan, pengurangan ketersediaan air untuk tanaman dan kehidupan sehari hari termasuk di bidang pertanian suplai airnya bisa berkurang. Tapi kalau kekeringan panjang enggak lah,” tegas Kepala BMKG Jateng, Sukasno.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif