Jateng
Selasa, 22 September 2015 - 13:50 WIB

KEKERINGAN SEMARANG : Warga Pati Shalat Istisqa

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Hujan tak kunjung datang, warga Pati gelar Salat Istiqa

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Ratusan warga dari beberapa desa di Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin (21/9/2015), menggelar shalat Istisqa di lapangan desa setempat sebagai salah satu upaya untuk memohon hujan kepada Allah SWT.

Advertisement

Selain diikuti warga, shalat tersebut juga diikuti para pelajar dari berbagai jenjang pendidikan di kecamatan setempat.

Shalat yang dipimpin oleh ulama setempat, Kiai Ridwan itu, dimulai pukul 09.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan khotbah yang disampaikan Kiai Zuhdi.

Advertisement

Shalat yang dipimpin oleh ulama setempat, Kiai Ridwan itu, dimulai pukul 09.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan khotbah yang disampaikan Kiai Zuhdi.

Dalam khotbah tersebut, Kiai Zuhdi mengingatkan umat muslim untuk memperbanyak membaca istigfar, karena umat manusia tidak pernah lepas dari khilaf.

“Kemarau panjang yang berdampak pada krisis air menjadi bahan introspeksi bagi semua pihak untuk memperbaiki diri,” ujarnya.

Advertisement

Ritual dan doa bersama itu tidak hanya melibatkan kalangan nahdliyyin, tetapi juga umat Islam secara keseluruhan.

Shalat Istisqa, kata dia, merupakan perintah agama ketika terjadi kemarau panjang yang diawali dengan puasa selama tiga hari.

“Kita juga perlu memperbanyak istigfar agar permohonan meminta hujan dikabulkan oleh Allah SWT,” ujarnya.

Advertisement

Meskipun sebagian masyarakat masih bisa menikmati air bersih, kata dia, tidak ada salahnya jika memohon hujan agar tidak ada masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih.

Salah seorang warga Desa Gabus, Achmad Wahid, mengungkapkan musim kemarau pada 2015 berdampak besar bagi masyarakat.

Selain berlangsung lama, kata dia, krisis air bersih juga semakin meluas, bahkan hampir seluruh desa di Gabus mengalami kesulitan serupa sehingga menjadi keprihatinan bersama.

Advertisement

Ia menganggap musim kemarau 2015 lebih parah dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena sebelumnya tidak sampai shalat Istisqa sudah turun hujan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif