Jateng
Sabtu, 24 Juni 2023 - 18:39 WIB

Kekeringan Sudah Melanda Jateng, Ini Wilayah yang Terdampak

Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kekeringan (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SEMARANG — Sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) saat ini mulai dilanda kekeringan. Bahkan sejumlah kabupaten di Jateng mulai melaporkan adanya krisis air bersih.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Jumat (23/6/2023), menyebutkan bencana kekeringan telah dirasakan warga Desa Kendalsari, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Sebanyak 4.360 warga mulai kesulitan mendapatkan aair bersih.

Advertisement

Sebagai upaya antisipasi dan penanganannya, BPBD Kabupaten Klaten telah mendistribusikan air bersih menggunakan mobil tanki hingga 30.000 liter.

Laporan kedua kekeringan melanda wilayah Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Sebanyak 234 warga kesulitan air bersih. BPBD Kabupaten Magelang telah mengirim pasokan air bersih hingga 10.000 liter.

Kekeringan selanjutnya juga dirasakan oleh 1.460 warga Kelurahan Jabung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. BPBD Kota Semarang telah mengirimkan air bersih hingga 10.000 liter.

Advertisement

Adapun sebanyak 150 warga Desa Pojok, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, mulai merasakan kelangkaan air bersih. BPBD Kabupaten Grobogan telah mendistribusikan air bersih hingga 10.000 liter.

Berdasarkan informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, sebagian besar wilayah di Jawa Tengah, peluang curah hujan dilaporkan sangat rendah dengah prakiraan kurang dari 90 persen atau di bawah 50 mm hingga dasarian 3 Juli 2023 mendatang.

Di samping itu, sebelumnya BMKG juga menyatakan bahwa musim kemarau di tahun ini akan lebih panjang dari periode sebelumnya karena ada fenomena El-Nino. Selain kekeringan, BMKG juga mengatakan bahwa musim kemarau tahun ini dapat memicu terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan.

Advertisement

“Sebagai upaya antisipasi dalam menghadapi potensi bencana kekeringan selama musim kemarau, diimbau kepada masyarakat agar dapat menghemat dan mengelola penggunaan air dengan baik. Di samping itu, warga juga diharapkan dapat melalukan perbaikan lingkungan dengan menanam pohon, membangun atau merehabilitasi jaringan irigasi, melakukan perlindungan kepada sumber air bersih yang tersedia dan panen hujan serta konservasi air,” tulis Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resminya.

BNPB juga meminta Pemerintah Daerah yang memerlukan dukungan pengisian waduk, danau dan embung bisa mengusulkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) kepada BNPB. Meski demikian, usulan ini haarus lebih dulu dilakukan dengan penetapan status siaga atau tanggap darurat kekeringan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif