SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

Solopos.com, JEPARA — Lahan pertanian seluas 10.000 hektare dari total 26.000 hektare di Kabupaten Jepara mengalami bera alias tak bisa ditanami seiring masuknya puncak musim kemarau. Dari luasan tersebut, sebagian besar merupakan lahan pertanian yang berada di Kecamatan Kedung.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Diyar Susanto, mengungkapkan jika luas 10.000 hektare itu tidak bisa ditanami pada musim tanam tiga kali ini. Kendati demikian, sejumlah langkah antisipasi telah dilakukan untuk mencapai target produksi gabah.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

“Langkah-langkah antisipasi ini sudah kami siapkan. Seperti perbaikan saluran irigasi, perbaikan alat-alat pertanian dan pemberian bantuan bibit tanaman. Lalu perbaikan titik-titik penampungan air,” ujar Diyar kepada Solopos.com, Senin (14/8/2023).

Terkait langkah antisipasi untuk menutup target produksi hasil pertanian itu, lanjut Diyar, DKPP Jepara memberikan bantuan tanaman bibit unggul. Padi varietas unggul itu ditanam di area pertanian seluas 1.432 hektare.

“Dalam jangka waktu tiga bulan nanti sudah bisa panen. Ini untuk antisipasi minimnya ketersediaan air dan menutup target produksi,” terangnya.

Selain itu, DKPP Jepara juga membuat sejumlah sumur pertanian supaya para petani masih bisa mendapatkan air di tengah musim kemarau. Sehingga para petani masih bisa bercocok tanam di tengah musim kemarau.

“Yang 10.000 hektare tadi itu memang tidak bisa ditanami. Yang masih ada airnya sedikit-sedikit atau masih bisa diupayakan air, ya kami buatkan sumur. Sudah ada beberapa sumur yang dibuat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya