Jateng
Kamis, 14 September 2017 - 23:50 WIB

KEMARAU 2017 : 3 Desa di Kudus Langka Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi distribusi air bersih. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kemarau 2017 membuat tiga desa di Kudus, Jateng kekeringan dan mengalami kelangkaan air bersih.

Semarangpos.com, KUDUS — Tiga desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng) mulai kekeringan dan membutuhkan pasokan air bersih, menyusul debit air sumur di daerah setempat yang bertepatan dengan musim kemarau 2017 seperti sekarang ini mulai berkurang.

Advertisement

Menurut Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan, di Kudus, Kamis (14/9/2017), desa yang mengajukan bantuan air bersih ke BPBD Kudus saat ini baru dua. Kedua desa tersebut adalah Desa Menawan, Kecamatan Gebog, dan Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus, Jateng.

Pengiriman bantuan air di dua desa tersebut, kata dia, sudah dilakukan dan masing-masing mendapatkan kiriman 5.000 liter air bersih. Untuk memudahkan warga mendapatkan air bersih secara berkelanjutan, di kedua desa tersebut disediakan bak penampung air dengan kapasitas 2.000 liter.

Advertisement

Pengiriman bantuan air di dua desa tersebut, kata dia, sudah dilakukan dan masing-masing mendapatkan kiriman 5.000 liter air bersih. Untuk memudahkan warga mendapatkan air bersih secara berkelanjutan, di kedua desa tersebut disediakan bak penampung air dengan kapasitas 2.000 liter.

“Ketika truk tangki pengangkut air datang, setidaknya air bisa dimasukkan ke dalam bak penampung tersebut, sehingga warga setiap saat bisa mengambilnya lewat bak penampung,” ujarnya.

Permasalahan yang dihadapi warga Desa Menawan, kata dia, debit air dari Pamsimas yang selama ini menjadi satu-satunya penyuplai mengalami penurunan, seiring musim kemarau. Untuk membantu warga agar suplai air bersih tidak terganggu, akhirnya BPBD Kudus mengirimkan bantuan air bersih. “Jika kebutuhan air bersih bertambah, kami siap memasoknya lagi,” ujarnya.

Advertisement

“Jika ada kekurangan, kami siap mengisinya kembali, sehingga warga setiap membutuhkan baru mengambil di bak penampungan tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Maskas PMI Cabang Kudus Arsy mengungkapkan, untuk saat ini, terdapat satu desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih, yakni Desa Kutuk, Kecamatan Undaan. Distribusi air bersih ke desa setempat, kata dia, sudah dilakukan sejak Jumat (8/9/2017). “Rencananya, pengiriman air bersih dilakukan hingga Jumat (22/9),” ujarnya.

Setiap pengiriman bantuan air bersih, kata dia, warga mendapatkan suplai air hingga 5.000 liter. Berdasarkan keterangan dari desa setempat, saat ini, warga sedang membutuhkan suplai air bersih untuk air minum dan memasak, sedangkan untuk mandi dan mencuci sudah tercukupi.

Advertisement

Sebelumnya, lanjut dia, warga desa setempat dalam mendapatkan air bersih dengan cara membeli setiap jerigennya dengan kapasitas 30 liter sebesar Rp4.000. Berdasarkan data dari BPBD Kudus, jumlah desa yang masuk kategori rawan bencana kekurangan air bersih saat ini mulai berkurang.

Jika sebelumnya tercatat 24 desa yang tersebar di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Gebog, Kaliwungu, Jati, Undaan, Dawe, Bae, Jekulo, dan Mejobo, maka saat ini berkurang menjadi 20 desa yang tersebar di empat kecamatan. Keempat kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Kaliwungu, Undaan, Jekulo dan Mejobo.

Desa yang masuk kategori rawan kekurangan air bersih, yakni Desa Blimbing Kidul, Setrokalangan, Kedungdowo, Papringan, Banget, dan Sidorekso (Kecamatan Kaliwungu), Desa Kutuk, Glagahwaru, Terangmas, Lambangan (Kecamatan Undaan), serta Desa Sidomulyo, Desa Pladen, Desa Sadang, Bulung Kulon, Bulung Cangkring (Jecamatan Jekulo). Sementara itu, di Kecamatan Mejobo, meliputi Desa Temulus, Hadiwarno, Kesambi, Jojo dan Payaman.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif