SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kekeringan (Solopos/Whisnupaksa)
Solopos.com, DEMAK — Musim kemarau yang semakin panjang membuat dampak kekeringan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), semakin meluas.
Bila sebelumnya hanya 58 desa yang diprediksi mengalami kesusahan air bersih, jumlah tersebut bertambah menjadi 62 desa per Agustus. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, Suprapto, Senin (28/8/2023).
Penambahan daerah terdampak kekeringan itu berasal dari Kecamatan Mranggen, Kecamatan Dempet, Kecamatan Kebunagung, Kecamatan Wedung. Hal itu termasuk Kecamatan Demak kota.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemarau masih berlanjut hingga September dan bahkan bisa sampai Oktober. Pihaknya pun berharap kemarau bisa cepat berakhir agar jumlah desa yag terdampak tak semakin meluas.
”Mudah-mudahan tidak terjadi seperti itu [semakin panjang kemaraunya],” harap Suprapto.
Suprapto mengatakan kecamatan di Demak yang masuk kategori rawan kekeringan di tahun ini berada di Kecamatan Wedung.
“Pamsimas di Kecamatan Wedung dari PDAM saat ini sudah mengalami asin,” bebernya.
Diberitakan sebelumnya, musim kemarau di Jateng yang tak kunjung usai membuat stok ketersediaan air bersih di Kabupaten Demak mulai menipis. Akibatnya, pemerintah setempat harus mengonfirmasi secara pasti daerah yang benar-benar membutuhkan air.
Pemkab Demak melalui BPBD Demak juga berharap adanya sumbangan air bersih untuk pendistribusian ke daerah yang membutuhkan.
“Untuk menyuplai, kami akan melihat [memastikan] kondisi dari keberadaan air kami. Sampai saat ini, tinggal 197 tangki yang berada di BPBD, sumber anggaran dari APBD,” kata Suprapto.