SOLOPOS.COM - Bupati Semarang, Ngesti Nugraha meninjau pemberian bantuan air bersih di Desa Kalikayen, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Senin (21/8/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARANKemarau panjang yang melanda di Kabupaten Semarang membuat intensitas permintaan dropping air bersih semakin meningkat. Sampai saat ini, cadangan air bersih di BPBD Kabupaten Semarang tinggal tersisa 60 tangki (volume 5.000 liter/tangki).

Hal itu diungkapkan Kasi Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kabupaten Semarang, Wahyudi Prasetyo. Dikatakan, BPBD telah menyiapkan 200 tangki air di tahun ini.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

“Yang sudah dikeluarkan [disalurkan] per hari ini sebanyak 140 tangki. Jumlah sisa persediaan 60 tangki. Kemungkinan hanya akan bertahan sampai pekan pertama September,” ungkap Wahyudi saat dihubungi Solopos.com, Senin (28/8/2023).

Kalakhar BPBD Kabupaten Semarang, Juwair Suntara, mengatakan pihaknya memprediksi kekeringan akan terjadi hingga akhir September. Namun pihaknya tetap berharap kekeringan tidak berkepanjangan.

“Jika berkepanjangan akan berimbas kepada masyarakat terkait dengan kondisi sosial dan ekonominya,” ujarnya.

Juwair membeberkan untuk mengantisipasi kekurangan air bersih, pihaknya berkolaborasi dengan Baznas Kabupaten Semarang, PMI, dan Dinas Sosial. Jika masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih, maka akan meminta bantuan ke BPBD Provinsi Jawa Tengah.

“Tetapi BPBD Provinsi Jawa Tengah kan cakupannya luas sehingga jika masih tidak mencukupi kita akan membuat nota dinas ke Bupati Semarang. Untuk menerbitkan SK Tanggap Darurat Kekeringan sehingga ada dana dari BTT [belanja tidak terduga] yang bisa digeser,” ungkap Juwair.

Juwair menambahkan beberapa wilayah yang menjadi rawan kekeringan, yakni di Kecamatan Bancak, Kecamatan Bringin, Kecamatan Getasan, dan Kecamatan Ungaran Timur. Di Ungaran Timur hanya sebagian, seperti di Desa Kalikayen dan Desa Kawengen.

“Di Getasan sebenarnya banyak wilayah yang rawan kekeringan meskipun berada di kaki Gunung Merbabu,” katanya.

Di samping itu ada beberapa wilayah yang awalnya tak meminta pada akhirnya mengajukan permohonan dropping air bersih saat kemarau. Hal itu pun membuat pemetaan dan prediksi yang sudah dilakukan tidak tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya