SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman tembakau. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANGMusim kemarau yang tak kunjung usai di Jawa Tengah (Jateng), ternyata menjadi berkah tersendiri bagi para petani tembakau.

Sebab, cuaca panas dinilai mampu meningkatkan kualitas maupun kuantitas tanaman tembakau yang berdampak pada naiknya harga per petik tembakau kering.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah, Wisnu Brata, mengatakan harga tembakau rajang petik pertama saat ini menyentuh Rp45.000-Rp71.000 per kilogram. Bahkan, harga tersebut dimungkinkan terus meningkat seiring jumlah petikan daun.

“Luar biasa ini harganya di Jateng [per kilogram]. Weleri (Kabupaten Kendal) mencapai Rp71.000, Kabupaten Rembang mencapai Rp45.000, Mranggen (Kabupaten Demak) Rp58.000, terus Kabupaten Boyolali Rp65.000. Tapi entah kenapa di Kabupaten Temanggung masih sama, belum sesuai harapan, tidak naik signifikan, masih diharga Rp60.000-Rp70.000,” ungkap Wisnu kepada Solopos.com, Rabu (13/9/2023).

Wisnu pun tak mengetahui penyebab secara pasti kenapa harga tembakau di lereng gunung seperti halnya di Temanggung tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Padahal, kualitas dan kuantitas yang dihasilkan sama-sama mengalami peningkatan di musim kemarau ini.

“Harusnya sama. Tapi saya enggak tahu ini kenapa pasarnya sepeti ini. Padahal sama-sama meningkat [kualitas dan kuantitas]. Terus tembakau di lereng gunung ini mulai keluar dipabrikan harganya bisa Rp90.000-Rp100.000. Terus yang tembakau middle, area sawah di antara Rp60.000-Rp70.000. Makanya menjadi berkah [kemarau] untuk Weleri, Rembang, Mranggen, Boyolali. Tapi Temanggung? Belum luar biasa dibandingkan daerah lain,” jelasnya.

Terkait peningkatan kualitas yang dimaksud, cuaca panas ini mampu meningkatkan kadar gula pada daun tembakau. Hal ini membuat daun tembakau menjadi lebih kering dan memiliki aroma yang lebih kuat.

Sedangkan dari segi kuantitas, cuaca panas ini tidak menyebabkan tanaman tembakau terserang hama dan penyakit. Sehingga, petani tembakau bisa panen lebih banyak dengan tetap menjaga kualitasnya.

“Makanya tahun ini beda dibandingkan tahun lalu yang hanyak hujannya. Kadar airnya tinggi, sehingga kualitasnya kurang bagus,” terangnya.

APTI Jateng pun meminta kepada para petani tembakau untuk menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan, salah satunya dengan menerapkan metode pengeringan tembakau yang baik.

Dengan kualitas dan kuantitas tembakau yang meningkat ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani tembakau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya