Jateng
Rabu, 13 September 2023 - 16:22 WIB

Kemarau Panjang Sumbang Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Tembakau di Jateng

Adhik Kurniawan  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman tembakau. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANGMusim kemarau yang tak kunjung usai di Jawa Tengah (Jateng), ternyata menjadi berkah tersendiri bagi para petani tembakau.

Sebab, cuaca panas dinilai mampu meningkatkan kualitas maupun kuantitas tanaman tembakau yang berdampak pada naiknya harga per petik tembakau kering.

Advertisement

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah, Wisnu Brata, mengatakan harga tembakau rajang petik pertama saat ini menyentuh Rp45.000-Rp71.000 per kilogram. Bahkan, harga tersebut dimungkinkan terus meningkat seiring jumlah petikan daun.

“Luar biasa ini harganya di Jateng [per kilogram]. Weleri (Kabupaten Kendal) mencapai Rp71.000, Kabupaten Rembang mencapai Rp45.000, Mranggen (Kabupaten Demak) Rp58.000, terus Kabupaten Boyolali Rp65.000. Tapi entah kenapa di Kabupaten Temanggung masih sama, belum sesuai harapan, tidak naik signifikan, masih diharga Rp60.000-Rp70.000,” ungkap Wisnu kepada Solopos.com, Rabu (13/9/2023).

Wisnu pun tak mengetahui penyebab secara pasti kenapa harga tembakau di lereng gunung seperti halnya di Temanggung tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Padahal, kualitas dan kuantitas yang dihasilkan sama-sama mengalami peningkatan di musim kemarau ini.

Advertisement

“Harusnya sama. Tapi saya enggak tahu ini kenapa pasarnya sepeti ini. Padahal sama-sama meningkat [kualitas dan kuantitas]. Terus tembakau di lereng gunung ini mulai keluar dipabrikan harganya bisa Rp90.000-Rp100.000. Terus yang tembakau middle, area sawah di antara Rp60.000-Rp70.000. Makanya menjadi berkah [kemarau] untuk Weleri, Rembang, Mranggen, Boyolali. Tapi Temanggung? Belum luar biasa dibandingkan daerah lain,” jelasnya.

Terkait peningkatan kualitas yang dimaksud, cuaca panas ini mampu meningkatkan kadar gula pada daun tembakau. Hal ini membuat daun tembakau menjadi lebih kering dan memiliki aroma yang lebih kuat.

Sedangkan dari segi kuantitas, cuaca panas ini tidak menyebabkan tanaman tembakau terserang hama dan penyakit. Sehingga, petani tembakau bisa panen lebih banyak dengan tetap menjaga kualitasnya.

Advertisement

“Makanya tahun ini beda dibandingkan tahun lalu yang hanyak hujannya. Kadar airnya tinggi, sehingga kualitasnya kurang bagus,” terangnya.

APTI Jateng pun meminta kepada para petani tembakau untuk menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan, salah satunya dengan menerapkan metode pengeringan tembakau yang baik.

Dengan kualitas dan kuantitas tembakau yang meningkat ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani tembakau.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif