SOLOPOS.COM - Kordinator Penyakit Tak Menular dan Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Arfian Nevi. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meminta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan potensi merebaknya deman berdarah dengue (DBD) saat musim kemarau atau El Nino.

Sebab, pengaruh perubahan iklim panas menyebabkan potensi frekuensi gigitan nyamuk Aedes aegypti meningkat.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Rahmah Nur Hayati, menerangkan Aedes aegypti akan semakin ganas bila berada di suhu cuaca yang tinggi. Bahkan, potensi gigitanya dinilai bisa meningkat hingga tiga atau lima kali lipat.

“Ini kan pengaruh perubahan iklim panas. Frekuensi gigitannya nyamuk Aedes kan jadi meningkat. Kalau di suhu 18 ke bawah bisa enam hari ke atas. Kalau suhu 28 ke atas jadi 5 hari atau 4 hari. Jadi lebih haus, logikanya begitu,” terang Kabid P2P melalui Sub Kordinator Penyakit Tak Menular dan Menular, Arfian Nevi, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (5/7/2023).

Kendati rawan peningkatan saat musim kemarau, Dinkes Jateng mengklaim tren kasus DBD turun pada pekan awal Juli ini. Penurunan itu dilihat dari laporan kasus di rumah sakit di 35 kabupaten/kota.

“DBD kemarau ini trennya turun ya karena kalau dipantau dari rumah sakit, ini masih sebatas diagnosa ya dan hasil pemeriksaan laboratnya strip-strip CRV-nya. Jadi masih masuk klinis baru dicurigai, masih disangka DBD,” klaimnya.

Merujuk dari data Dinkes Jateng selama Januari-Juni 2023 ini, terdapat ribuan kasus DBD yang tersebar di 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah. Adapun Kabupaten Pati dan Kabupaten Grobogan tercatat menjadi daerah penyumbang jumlah terbanyak.

“Kasusnya belum dipisah antara tersangka, DD, DBD, DSS. Total ada 3.714, meninggal 83 jiwa. Terbanyak daerah Pati karena belum screening [dan Grobogan],” bebernya.

Sebagai upaya mencegah lonjakan kasus, Dinkes Jateng menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan pelaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Masyarakat juga dapat melakukan vaksin DBD yang belum lama ini telah di-launching oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai upaya pencegahan.

“Peningkatan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi. Mereka tahu penularannya nyamuk, tahu cara tapi pelaksanaan PSN-nya yang perlu ditingkatkan. Sekarang kan sudah ada vaksin DBD, tapi masih mahal. Kalau pemerintah belum menekankan itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya