Jateng
Jumat, 17 Maret 2023 - 17:57 WIB

Kemenkeu: Kasus Mario Dandy Tak Pengaruhi Kepatuhan Warga Jateng Bayar Pajak

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jawa Tengah (Jateng), Muhdi, saat menjadi pembicara di #UangKitaTalk di Aula Auditorium Gedung Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jumat (17/3/2023). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jawa Tengah (Jateng), Muhdi, mengeklaim kepatuhan masyarakat Jateng dalam membayar pajak masih tergolong tinggi dan tidak terpengaruh dengan kasus penganiayaan yang melibatkan anak pejabat Dirjen Pajak, Mario Dandy Satrio, yang hingga kini masih menjadi sorotan.

Hal itu disampaikan Muhdi seusai menjadi pembicara dalam acara #UangKitaTalk di Aula Auditorium Gedung Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jumat (17/3/2023).

Advertisement

“Esensi perpajakan itu secara luas baik karena menjadi background pembangunan. Ini [pajak] juga menjadi arena sensitif mengundang emosional. Tapi, saya lihat fokus pajak kita, alhamdulillaah algoritmanya sampai Februari meningkat,” ujar Muhdi.

Muhdi menyebutkan strategi kebijakan fiskal terkait pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah atau APBN dan APBD sampai dengan 28 Februari 2023 tercatat sebesar Rp31,05 triliun atau 14,96% dari target. Jumlah sebenar itu terdiri dari penerimaan APBN mencapai Rp18,06 triliun (17,41% dari target) dan penerimaan APBD sekitar Rp12,99 triliun (12,51% dari target).

Lebih jauh, di tengah ketidakpastian global, perekonomian Jateng triwulan IV-2022 tumbuh solid di atas 5 persen (5,24 persen ;yoy) atau melebihi pertumbuhan ekonomi nasional (5,01 persen ; yoy). Hal ini pun diyakini jika Jateng masih menunjukkan keyakinan ekonomi ke depan.

Advertisement

Melihat implementasi pajak yang tetap meningkat di tengah ramainya kasus Mario Dendy yang menyeret sejumlah pegawai Dirjen Pajak itu, Muhdi menilai masyarakat Jateng masih peduli akan pajak. Dalam artinya, publik disebut masih memiliki kepercayaan dan keyakinan kepada pemerintah tentang pentingnya membayar pajak.

“Bahwa pajak ini memiliki peran dominan dalam pembangunan. Jadi terima kasih kepada publik yang tak terpengaruh secara emosional,” terangnya.

Sementara itu, Dekan FEB Undip, Prof Suharnomo, mengatakan ada sekitar 500 peserta yang hadir dalam acara #UangKitaTalk ini. Kehadiran Kemenkeu dan jajaranya, yakni sebagai bentuk kolaborasi ke depan agar generasi muda tahu akan pentingnya tugas pengelolaan pajak.

Advertisement

“Banyak tugas yang belum dipahami [mahasiswa]. Jadi komunitas uang kita ini, harapanya, generasi muda memiliki perspektif ke depan tentang negara yang mengelola uang, agar negara sejahtera, masyarakat terbangun dengan baik,” harap Suharnomo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif