Jateng
Kamis, 26 Februari 2015 - 22:50 WIB

KENAIKAN HARGA BERAS : Pemprov Jateng Minta Bulog Cari Spekulan Beras

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembagian beras untuk rakyat miskin (raskin) merupakan salah satu upaya menanggulangi kemiskinan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Pembagian beras untuk rakyat miskin (raskin) merupakan salah satu upaya menanggulangi kemiskinan. (Dok/JIBI/Solopos)

Kenaikan harga beras di Jawa Tengah menuai respons keras Pemprov Jateng. Pemerintah meminta Bulog Jateng mencari spekulan nakal yang bikin harga bras melambung tinggi  

Advertisement

 

Kanalsemarang.com, SEMARANG- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meminta jajaran Perum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Jateng untuk menemukan spekulan terkait dengan tingginya harga beras di pasaran.

Advertisement

Kanalsemarang.com, SEMARANG- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meminta jajaran Perum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Jateng untuk menemukan spekulan terkait dengan tingginya harga beras di pasaran.

Golekono tengkulake kuwi‘ [cari tengkulaknya], masak pemerintah kalah dengan para tengkulak dan spekulan harga beras,” kata Sekretaris Daerah Jateng Sri Puryono seperti dikutip Antara, Kamis (26/2/2015).

Menurut dia, instruksi tersebut disampaikan saat pihaknya melakukan cross check dengan jajaran Perum Bulog Divre Jateng terkait dengan melambungnya harga beras.

Advertisement

Sri Puryono berharap kenaikan harga beras ini tidak berlangsung lama agar tidak memberatkan masyarakat.

“Mudah-mudahan dalam minggu ini harga beras sudah stabil, ‘masak’ harga beras Rp12 ribu per kilogram tapi harga gabah hanya Rp4.700 hingga Rp4.900,” katanya.

Berkaitan dengan permasalahan yang sama, DPRD Jateng segera memanggil jajaran Dinas Pertanian serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi setempat.

Advertisement

“Kami akan memanggil dua dinas tersebut dalam waktu dekat guna mengetahui penyebab naiknya harga beras hingga 20 persen karena panen di kalangan petani cukup bagus” kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng Yudi Sancoyo.

Ia menduga kenaikan harga beras yang cukup tinggi tersebut akibat ulah spekulan atau mafia beras yang mencari keuntungan dalam waktu singkat.

Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan pantauan panen padi yang dilakukan anggota Komisi B di beberapa daerah, hasilnya cukup melimpah sehingga dapat mencukupi kebutuhan masyarakat, bahkan bisa surplus.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif