SOLOPOS.COM - Sejumlah pelajar SLTA asal Provinsi Bengkulu yang mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara 2017 mengunjungi Kota lama Semarang, Jateng, Senin (24/7/2017). (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), akan semakin membatasi arus kendaraaan bermotor yang melintas di ruas-ruas jalan di kawasan Kota Lama Semarang. Hal ini dilakukan guna menjaga kelestarian bangunan cagar budaya (BCB) di kawasan heritage tersebut.

“Untuk kawasan Kota Lama memang sebenarnya banyak jalan yang kita siapkan sebagai area pejalan kaki. Kami sebenarnya mau mengurangi akses untuk kendaraan, mobil penumpang,” kata Sekretaris Dishub Kota Semarang, Danang Kurniawan, Selasa (17/1/2023).

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Di Jalan Letjen Suprapto yang menjadi pintu masuk Kota Lama saat ini telah dipasang portal yang membuat kendaraan dengan tinggi di atas 2,1 meter tidak bisa melintas. Pun demikian, dengan kendaraan berbobot di atas 3 ton sudah tidak diizinkan melintas di kawasan Kota Lama Semarang.

Beberapa ruas jalan yang semula bisa dilalui kendaraan juga sudah dipasangi pion beton. Selain itu, juga dilakukan rekayasa lalu lintas searah di beberapa ruas sehingga membatasi kendaraan yang masuk.

“Memang di sini [Kota Lama] bangunan akan rentan rusak manakala getaran yang ditimbulkan dari kendaraan yang melintas,” imbuh Danang.

Menurut dia, upaya untuk mengurangi arus kendaraan di Kota Lama Semarang sudah dilakukan dengan dua langkah, yakni pelarangan kendaraan di ruas jalan tertentu dan ruas jalan yang arus kendaraannya dibatasi.

“Ada ruas tertentu yang memang kita larang, dan kedua kita batasi. Kami berikan contoh, ketika car free day dan car free night mulai kita terapkan. Nanti pasti akan bertambah ruas-ruas seperti ini,” katanya.

Danang menjelaskan kawasan Kota Lama Semarang akan disiapkan banyak akses untuk pedestrian atau pejalan kaki sehingga akan lebih nyaman dikunjungi sebagai destinasi wisata. “Kami terus menciptakan kawasan area pejalan kaki yang ramah dan aman, kemudian akan kawasan yang disediakan kendaraan tidak berbasis listrik, atau rute untuk sepeda,” kata Danang.

Selain itu, kata dia, akses transportasi umum juga akan dibenahi secara lebih baik sehingga saling terkoneksi, misalnya menghubungkan stasiun yang ada dengan kawasan Kota Lama. Bahkan, kata dia, halte-halte Trans Semarang yang ada akan dihitung ulang agar penempatannya semakin efektif dalam melayani penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya