Jateng
Rabu, 30 Maret 2022 - 15:02 WIB

Keramas Abu Jerami, Tradisi Padusan di Banyumas

Yesaya Wisnu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Padusan (Instagram/@gunturyo)

Solopos.com, BANYUMAS — Padusan adalah tradisi membersihkan diri yang dilakukan masyarakat Jawa dalam menyambut bulan suci Ramadan. Ada banyak hal menarik sebagai ciri khas padusan di berbagai tempat di Jawa Tengah, seperti keramas abu jerami yang biasa dilakukan masyarakat, Banyumas dan sekitarnya.

Tujuannya adalah membersihkan jiwa dan raga agar saat menjalani ibadah puasa dalam kondisi suci lahir maupun batin. Padusan yang dalam Bahasa Jawa berarti mandi, biasanya dilakukan akan beramai-ramai mengunjungi tempat pemandian, seperti umbul atau kolam renang, atau ke sungai atau pantai. Mereka juga membawa peralatan mandi, seperti sampo dan sabun.

Advertisement

Namun di Desa Pabuaran, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memiliki cara unik dalam melakukan prosesi padusan. Jika normalnya, sampo digunakan untuk mencuci rambut, para wanita sepuh di desa ini justru menggunakan abu jerami untuk mencuci rambut mereka.

Baca juga: Jelajah Hutan Tinjomoyo, Wisata Alam di Kota Semarang

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Rabu (30/3/2022), para sesepuh wanita sudah terbiasa menggunakan abu jerami untuk keramas. Salah satu sesepuh bernama Suyati mengaku bahwa menggunakan abu jerami lebih sehat dibandingkan dengan menggunakan sampo. Manfaat yang didapat dari penggunaan abu jerami dalam mencuci rambut adalah rambut menjadi lebih hitam dan kuat.

Advertisement

Sementara itu, seniman lokal Banyumasan, Djonte mengatakan bahwa abu jerami memang lebih bagus dibanding shampo karena tidak ada bahan kimia serta memiliki khasiat mempercantik rambut untuk kalangan sesepuh atau orang tua.

Dalam penggunaan abu jerami sebagai pencuci rambut ini bisasanya abu dimasukan ke dalam baskom yang berisi air lalu diaduk-aduk hingga menghitam dan kemudian disiramkan ke rambut. Seperti menggunakan shampo pada umumnya, abu gosok yang sudah disiramkan ke rambut kemudian usap-usap dengan tangan lalu dibilas dengan air bersih sampai rambut bersih dari ampas abu jerami.

Baca juga: Asale Sego Wiwit Khas Klaten dari Sesaji hingga Sajian Kekinian

Advertisement

Dalam tradisi padusan ini, masyarakat Desa Pabuaran juga mendatangi beberapa sungai dan mereka juga datang bersamaan dengan warga lain. Salah satu sungai yang selalu dijadikan tempat padusan adalah Kali Banjaran. Sungai ini memiliki air yang bersih karena berasal dari mata air di lereng Gunung Slamet.

Karena airnya mengalir, sehingga kotoran yang terbuang terbawa arus sehingga air di sungai tersebut selalu jernih. Selain di sungai, Djonten juga mengatakan bahwa masyarakat desa juga sering mengunjungi belik atau sumber mata air untuk melakukan padusan. Melalui tradisi padusan ini, masyarakat Desa pabuaran juga dapat saling bersilahturahmi dengan sesama warga desa.

Djonten juga menambahkan bahwa padusan dengan menggunakan abu jerami yang dia sebut sebagai oman in sudah menjadi tradisi leluhur yang sekaligus merupakan penanda adanya tanaman padi di tengah masyarakat yang bermakna kemakmuran.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif