SOLOPOS.COM - Suasana di Masjid Ceng Hoo, Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng). (visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Solopos.com, PURBALINGGA — Masjid dengan gaya arsitektur yang unik banyak ditemukan di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), salah satunya di wilayah Kabupaten Purbalingga. Masjid unik di Purbalingga itu salah satunya adalah Masjid Jami’ PITI Muhammad Cheng Hoo atau yang populer dengan julukan Masjid Ceng Hoo.

Masjid Ceng Hoo di Purbalingga ini memang beda dari masjid lain pada umumnya. Masjid ini bahkan sekils mirip dengan kelenteng, atau tempat ibadah umat Tri Dharma, karena bangunannya yang didominasi cat berwarna merah dan ornamen oriental.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Masjid yang memiliki nama asli Masjid Jami’ PITI Muhammad Cheng Hoo itu terletak di tepi jalan raya Purbalingga-Bobotsari, Desa Selanggeng, Kecamatan Mrebet. PITI merupakan akronim dari Persatuan Islam Tionghoa Indonesia.

Ketua Takmir Masjid Jami’ PITI Muhammad Cheng Hoo, Mochamad Nur Faizin, mengatakan warga yang jarang melintas di jalan tersebut dan mampir kerap tidak tahu jika bangunan tersebut adalah masjid.

“Orang yang jarang ke sini tahunya bukan masjid, tapi setelah melihat di atas itu ada tulisan (lafal) Allah, baru orang berpikir, ini berarti masjid,” kata Faizin dikutip dari laman visitjawatengah.jatengprov.go.id, Senin (25/3/2024).

Warna pada bangunan masjid tersebut juga didominasi merah, warna dominan yang kerap ditemui di bangunan kelenteng.

Faizin menjelaskan, filosofi dari warna merah pada masjid adalah keberanian. “Kita harus berani berkorban. Harus berani berbuat, tapi dengan catatan, berbuat baik,” ucapnya.

Faizin mengatakan, setelah masyarakat tahu, banyak yang datang ke masjid, terutama untuk salat. Mereka yang semula penasaran, kini menjadikan tempat tersebut sebagai lokasi berhenti, terutama para pengguna jalan. Masjid itu terbuka untuk umum dari berbagai kalangan umat Islam.

Pembangunan

Faizin mengatakan Masjid Ceng Hoo di Purbalingga itu dibangun sejak tahun 2005, tapi baru selesai atau diresmikan pada 2011 silam. Adapun, inisiator pembangunan masjid tersebut adalah seorang mualaf asli Bobotsari, Purbalingga, bernama Hery Susetyo yang merupakan anggota PITI.

Pengerjaan masjid yang sebelumnya mandek, berhasil dilanjutkan setelah adanya peran serta dari pihak swasta, yaitu Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa). Kini, masjid telah berdiri kokoh dan megah.

“Masjid kan yang didirikan mualaf jadi ingin mendirikan masjid yang beda dengan yang lain. Uniklah. Mungkin yang lain bentuknya biasa. Kalau di sini satu-satunya masjid di Purbalingga yang [bisa dibilang] paling unik,” tuturnya.

Dari catatan takmir, masjid semula bernama Masjid PITI An Naba. Dengan lokasi bangunan seluas 750 meter persegi yang berasal dari tanah wakaf seluas 560 meter persegi, dan tanah milik PITI seluas 190 meter persegi. Masjid pun berubah nama guna mengenang jasa seorang pelaut Tiongkok yang beragama Islam, yakni Cheng Hoo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya