SOLOPOS.COM - Antonio Victori Sembiring, wisudawan berprestasi Program Studi Teknik Komputer Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer (FTEK) UKSW Salatiga. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGAPerjuangan Antonio Victori Sembiring dalam menjalani masa perkuliahan di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga akhirnya terbayarkan dengan tuntas. Mahasiswa asal Bengkulu ini menyebut pencapaian dirinya sebagai wisudawan berprestasi merupakan hal yang ajaib.

Antonio Victori Sembiring tidak menyangka bisa mendapatkan predikat tersebut. Sebab banyak juga mahasiswa yang wisuda pada Oktober ini yang memiliki prestasi-prestasi lainnya. Anton, sapaan akrabnya mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,71 Program Studi Teknik Komputer Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer (FTEK).

“Senang sekali. Senang parah sih, soalnya dari sekian banyak wisudawan dengan prestasinya masing-masing di Oktober ini ternyata saya yang mendapat predikat mahasiswa berprestasi,” ungkap pemuda yang biasa dipanggil Anton ini kepada Solopos.com, Kamis (12/10/2023).

Mengetahui prestasi itu, kata Anton, orang tuanya yang berada di Bengkulu merasa terharu dan mereka bersemangat untuk datang mengikuti wisuda. Ada kebanggaan tersendiri saat melihat anaknya menjadi lulusan terbaik.

“Akhirnya saya bisa sampai ke titik ini, semua karena pertolongan Tuhan dan juga ada dukungan-dukungan dari sekitar saya. Ini juga sebagai persembahan yang manis untuk ibu saya yang sudah meninggal. Nah itu dia [ibu] mengharapkan supaya saya merantau ini agar bisa menjadi orang yang berhasil. Ini bisa saya buktikan dalam perkuliahan,” beber Anton.

Untuk mendapatkan prestasi itu, kata Anton, dirinya harus bekerja keras. Terlebih sebagai anak perantau yang sudah memperoleh pesan agar menjadi sukses. Sejak awal kuliah, dirinya sudah memasang target agar lulus tepat waktu dan mendapatkan prestasi yang banyak.

Guna mewujudkan itu, Anton harus rajin menyelesaikan tugas dan tidak menunda-nunda pekerjaan untuk segera diselesaikan. Selain itu, ia juga harus pintar membagi waktu antara kuliah dan ikut kegiatan pengembangan diri di luar kampus.

Salah satunya, saat dirinya mengerjakan tugas akhir yang sampai 12 kali revisi. Hal itu sempat membuatnya frustasi, namun dirinya tetap mengerjakan revisi itu dengan secepatnya. Pada akhirnya dengan banyaknya tantangan itu, Anton bisa lulus tepat waktu.

“Waktunya untuk revisi dan lain-lain itu benar-benar mepet. Jadi saya bisa lulus pada Oktober itu sudah ajaib parah,” ungkap Anton.

Selain memiliki prestasi di bidang akademik, Anton juga pernah mengikuti program kreativitas mahasiswa (PKM) tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi. Anton ditunjuk sebagai ketua tim dan akhirnya bisa mendapatkan pendanaan untuk melakukan penelitian.

Dia bercerita, kelompok itu terdiri atas enam orang, melihat kondisi waktu itu masih lockdown, dirinya membuat alat yang menjual masker baru dengan sistem pembayaran masker bekas sebanyak lima masker.

“Saat itu masih kuliah online, kami koordinasi secara online. Untuk alat, kami buat di Salatiga dengan beberapa teman dan lainnya mengurus bagian online. Kami membagi tugas dengan baik dan akhirnya kami bisa mempresentasikan dengan baik,” kata Anton.

Dengan pengalaman dan pengetahuan itu, saat ini Anton mengaku telah bekerja di suatu perusahaan. Dia akan menerapkan ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah untuk berkontribusi di dunia nyata dengan keahliannya di bidang Teknik Komputer.

Selain itu, ke depannya ia juga ingin melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa. Hal itu seperti yang ia dapatkan ketika berkuliah di UKSW.

Diakuinya, UKSW menjadi tempat belajar yang mengesankan. Banyak hal yang ia temukan di UKSW, seperti keragaman budaya, suku, dan agama. Rasa toleransi yang tinggi juga ditunjukkan dalam setiap kegiatan.

UKSW sendiri telah menjadi salah perguruan tinggi terbaik di Indonesia dengan segudang prestasi. Di UKSW juga diajarkan nilai-nilai creative minority, secara lokasi juga sangat bagus untuk kuliah, tempat yang cukup dingin dan sangat cocok untuk mencari Ilmu dan jalan-jalan.

“Lingkungan di sini juga ramah-ramah, solid-solid. Dosen, staf, juga teman-teman itu memang benar-benar ramah, benar-benar suportif,” ungkap Anton.

Rektor UKSW Salatiga, Prof. Intiyas Utami, mengatakan dalam hal penerapan pembelajaran, UKSW terintegrasi antara pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan case-based method maupun project-based method. Metode ini membentuk karakter dan profil lulusan yang mampu menjawab perubahan tantangan global.

“Kompetensi saja tidak cukup, seorang pemimpin butuh hikmat dan bijaksana dalam setiap tutur kata, sikap, dan perbuatannya. Saya berharap para wisudawan/wisudawati tidak berhenti belajar selepas dari kampus. Pembelajaran sepanjang hayat bisa dilakukan dengan berbagai cara. Kepekaan atas perubahan lingkungan, politik, ekonomi, sosial, budaya dan berbagai kemajuan teknologi memacu kita semua untuk adaptif, kreatif, dan berani merubah tantangan menjadi peluang,” tandas Rektor.

Rektor Intiyas berpesan kepada seluruh wisudawan/wisudawatii untuk menjadi minorita yang berdaya cipta (creative minority). Diharapkan setelah selesai masa studi ini menjadi pemimpin dan agen perubahan di lingkungan masing-masing.

“Banyak di antara alumni UKSW yang sudah berhasil menjadi pemimpin dan menjadi agen perubahan di berbagai bidang, baik di aras nasional maupun internasional. Dengan berlandaskan pada pengetahuan, berpikir kritis, maka pemimpin mendasari semua keputusannya dengan pertimbangan ilmiah dan berpegang teguh bahwa takut akan Tuhan sebagai awal pengetahuan,” terang Rektor.

Rekomendasi
Berita Lainnya