Jateng
Minggu, 26 Oktober 2014 - 20:50 WIB

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA : Wagub Jateng Ingatkan Warga Amalkan Bhinneka Tunggal Ika

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (infoakademika.com)

Ilustrasi (infoakademika.com)

Kanalsemarang.com, CILACAP – Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko mengajak umat beragama untuk selalu hidup bersama secara damai sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Advertisement

“Walaupun agama berbeda, keyakinan berbeda, tetapi hendaknya kita bisa hidup bersama secara damai. Kita ini punya semboyan yang harus kita pelihara dan laksanakan, Bhinneka Tunggal Ika, diperkuat dengan falsafah bangsa kita, Pancasila,” katanya seperti dikutip Antara, Minggu (26/10/2014).

Heru mengatakan hal itu usai menghadiri perayaan Tahun Baru Jawa 1 Suro 1948/2014 di Vihara Tri Ratna Mandala Giri Gunung Srandil, Desa Glempang Pasir, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.

Advertisement

Heru mengatakan hal itu usai menghadiri perayaan Tahun Baru Jawa 1 Suro 1948/2014 di Vihara Tri Ratna Mandala Giri Gunung Srandil, Desa Glempang Pasir, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.

Menurut dia, kehadirannya dalam acara tersebut merupakan bagian dari pemerintahan.

“Kalau dari sisi pemerintahan, ini bagian dari bagaimana kita melayani semua,” katanya.

Advertisement

Menurut dia, acara tersebut mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika karena meskipun berbeda agama dan budaya tetapi tetap satu.

Dalam kesempatan tersebut, dia mencontohkan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang telah diakui oleh dunia, yakni batik.

“Bahkan, salah satu tokoh Afrika yang telah meninggal dunia, Nelson Mandela juga selalu mengenakan pakaian batik,” katanya.

Advertisement

Selain merupakan warisan budaya, kata dia, batik juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat khususnya para pengrajin batik karena harganya bervariasi, dari yang paling murah hingga paling mahal.

Acara perayaan Tahun Baru Jawa 1 Suro 1948/2014 di Vihara Tri Ratna Mandala Giri Gunung Srandil diisi dengan pergelaran kesenian, antara lain lagu-lagu pujian untuk Sang Buddha yang diiringi dengan musik kentongan, tarian Banyumasan, tari Jawa, tarian Papua, dan seni kuda lumping.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif