Jateng
Jumat, 4 Desember 2015 - 01:50 WIB

KERUSAKAN ALAM : Miris, 492.000 Hektare Lahan di Jateng Kritis

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kerusakan alam di Jateng semakin memprihatinkan.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Luasan lahan kritis di Jawa Tengah (Jateng) dari tahun ke tahun semakin bertambah. Saat ini lahan kritis telah mencapai 492.000 hektare. Kondisi banyaknya lahan kritis ini, menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyebabkan Jateng layak menjadi supermarket bencana seperti tanah longsor dan banjir.

Advertisement

Untuk mengurangi potensi bencana, Ganjar mengatakan perlu ada gerakan penghijauan, khususnya di lereng-lereng yang gundul seperti di Dataran Tinggi Dieng.

“Kalau bisa tahun depan ini masih musim hujan kita buat di sekitar Dieng. Saya membayangkan 1.000 orang menanam bareng-bareng. Jika satu orang menanam 10 pohon maka akan ada 10.000 pohon,” katanya saat memberi sambutan peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2015 di Desa Tribuana Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara, Rabu (2/12/2015).

Ganjar mengajak kepada para kepala daerah dan masyarakat untuk beramai-ramai menyukseskan gerakan menanam dan merawat pohon, maka dalam jangka waktu minimal tiga tahun bisa menjadi hutan baru.

Advertisement

Dia mengimbau agar pohon yang ditanam bukan pohon yang mudah ditebang, seperti pohon sengon.

“Kalau bisa jenis pohonnya jangan gampang ditebang. Kalau menanam di pekarangan sendiri silahkan. Tapi kalau untuk konservasi saya minta yang tidak ditebang,” harap Ganjar.

Sementara itu, Bupati Banjarnegara Sutejo Slamet Utomo mengatakan pihaknya sudah mencanangkan sebagai kabupaten konservasi sebagai upaya untuk mengurangi bencana.

Advertisement

“Kami sudah bertekad untuk menjadikan Banjarnegara sebagai kabupaten konservasi karena 70 persen daerahnya rawan bencana tanah longsor,” ujar dia.

Kepala Dinas Kehutanan Jateng Bowo Suryoko mengatakan peringatan HMPI dan BMN 2015 diikuti 1.150 peserta dari berbagai kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat.

”Kegiatan diisi dengan penanaman 1.000 batang pohon terdiri dari sengon, mahoni, asam jawa, glodogan pecut, kepel, kantil, durian, dan rambutan. Di samping itu juga diberikan 14.000 bibit pohon sengon dan buah-buahan gratis kepada warga Desa Tribuana dan sekitarnya untuk ditanam di pekarangan yang masih kosong,” beber dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif