Kesehatan masyarakat di Jateng masih perlu ditingkatkan karena angka kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi.
Semarangpos.com, SEMARANG-Angka kematian ibu (AKI) melahirkan dan angka kematian bayi (AKB) di Jawa Tengah masih tergolong cukup tinggi.
Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah
Berdasarkan data yang diperoleh Semarangpos.com, dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, Sabtu (20/2/2016), pada 2015 AKI melahirkan tercatat sebesar 111,16 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk AKB sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengungkapkan kasus AKI melahirkan dan AKB terjadi pada sejumlah kabupaten/kota.
Ganjar menyebutkan kasus AKI melahirkan tinggi yakni di Kota Semarang, kemudian disusul Pemalang, Kendal, Boyolali, Sukoharjo, Purbalingga, KebupatenSemarang, Blora, Wonogiri, Klaten, Kebumen, dan Wonosobo. Sedangkan kasus AKB tertinggi Kebupaten Banyumas, kemudian Kota Semarang, Klaten, Pemalang, Kebumen, Blora, Kendal, Kabupaten Semarang, Purbalingga, Rembang, Boyolali, Wonosobo, Sukoharjo, Purworejo, Wonogiri, dan Solo.
”Masalah ini perlu perhatian serius dan langkah tindak nyata yang sinergis, terpadu, dan berkelanjutan dari seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk menekan AKI dan AKB di Jateng,” ujar Ganjar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menyatakan dalam kurun waktu lima tahun terakhir AKI melahirkan terus mengalami peningkatan.
Tercatat pada 2010 sebanyak 611 kasus AKI melahirkan, pada 2011 meningkat menjadi 668 kasus, pada 2012 naik menjadi 675 kasus, pada 2013 sebanyak 668, dan pada 2014 tercatat sebanyak 711 kasus.
“Angka kematian ibu melahirkan paling banyak terjadi di Kabupaten Brebes disusul Tegal, Grobogan, Pemalang, dan Pekalongan,” ungkap dia.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
