Jateng
Selasa, 4 Agustus 2015 - 03:50 WIB

KESEHATAN MASYARAKAT : Jumlah Kematian Ibu Melahirkan di Jateng Turun

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi ibu melahirkan (JIBI/dok)

Kesehatan masyarakat di Jateng tampaknya semakin baik dengan turunnya jumlah kematian ibu melahirkan.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Jumlah kasus kematian ibu melahirkan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan pada semester pertama 2015.

Advertisement

“Pada semester pertama 2015 tercatat 246 kasus kematian ibu melahirkan atau menurun jika dibandingkan 711 kasus yang terjadi sepanjang 2014,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo di Semarang, Senin.

Ia mengungkapkan kasus kematian ibu melahirkan paling banyak terjadi di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal, sedangkan di Kabupaten Grobogan 18 kasus, di Kabupaten Banyumas 17 kasus, di Kabupaten Pemalang 16 kasus, di Kabupaten Demak 15 kasus, dan 14 kasus di Kabupaten Cilacap serta Kabupaten Semarang.

Advertisement

Ia mengungkapkan kasus kematian ibu melahirkan paling banyak terjadi di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal, sedangkan di Kabupaten Grobogan 18 kasus, di Kabupaten Banyumas 17 kasus, di Kabupaten Pemalang 16 kasus, di Kabupaten Demak 15 kasus, dan 14 kasus di Kabupaten Cilacap serta Kabupaten Semarang.

Menurut dia, penyebab utama masih tingginya jumlah kasus kematian ibu melahirkan adalah faktor kesehatan dari ibu yang tidak bagus akibat anemia dan kekurangan asupan gizi selama mengandung.

“Upaya yang kami lakukan untuk mengurangi jumlah kasus kematian ibu melahirkan, antara lain peningkatan kualitas sumber daya manusianya, mengubah sistem pelayanan persalinan dari Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) ke Puskesmas, dan membuat sistem rujukan terpadu,” ujarnya.

Advertisement

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan jajaran Dinas Kesehatan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk terus berupaya mengurangi kasus kematian ibu melahirkan di Jateng.

“Salah satu yang dilakukan adalah ‘berburu’ ibu hamil guna pendataan sehingga dapat dipantau perkembangan kandungannya apakah bermasalah atau tidak,” katanya.

Ganjar juga meminta para bidan untuk ikut serta mengurangi angka kematian ibu melahirkan dan bayi.

Advertisement

“Saya malu jika tidak bisa menyelamatkan generasi muda sejak dalam kandungan, termasuk ibu melahirkan,” ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Selain mendata jumlah ibu hamil di 35 kabupaten/kota, Dinas Kesehatan Jateng juga membuat program one student, one client atau satu mahasiswi mendampingi satu pasien ibu hamil.

Program tersebut melibatkan mahasiswa dari jurusan kedokteran, kebidanan, dan keperawatan di Jateng.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif