SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Ketahanan pangan di Kudus menjadi perhatian serius pemkab setempat. Untuk lebih tepat sasaran, Pemkab Kudus akan segera mengevaluasi program tunda jual padi petani atau resi gudang.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

 

Kanalsemarang.com, KUDUS- Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, segera mengevaluasi program tunda jual padi petani atau resi gudang menyusul sejak pengoperasiannya pada 2010 hingga sekarang belum dimanfaatkan oleh petani.

“Kami menganggap program resi gudang tersebut tidak berfungsi sama sekali,” kata Bupati Kudus Musthofa pada Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan seperti dikutip Antara, Rabu (24/12/2014).

Oleh karena itu, kata dia, perlu dicarikan solusi yang tepat agar keberadaannya bisa dioptimalkan untuk membantu petani ketika musim panen agar harga jual gabahnya tidak dijual murah.

Apabila sistem yang berjalan selama ini tidak tepat, katanya, bisa diperbaiki atau dicarikan model yang tepat sehingga petani tertarik memanfaatkannya.

Selama ini, kata dia, petani selalu dalam posisi lemah ketika musim panen karena harga jual gabah selalu ditawar murah oleh tengkulak sehingga kurang menguntungkan petani.

“Tujuan program resi gudang tersebut tentunya cukup bagus karena ketika harga jatuh petani bisa memanfaatkan sistem tunda jual dan baru akan dijual ketika harga tinggi,” ujarnya.

Untuk menjaga agar harga jual gabah saat panen bisa tetap stabil, kata dia, seharusnya bisa ditangani oleh Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kudus serta Kantor Ketahanan Pangan Kudus.

Menurut dia, upaya pengendalian harga jual gabah saat panen bisa memanfaatkan program resi gudang.

“Kami juga meminta kepala desa tidak perlu menjadi tengkulak gabah karena berkepentingan juga untuk mencarikan solusi agar petani bisa menikmati hasil pertaniannya setiap musim panen,” ujarnya.

Terkait dengan rencana mengoptimalkan keberadaan resi gudang, kata dia, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kudus diminta menjabarkan kemungkinan menggunakan anggaran daerah untuk menampung gabah petani pada saat musim panen yang biasanya harga jual gabah rendah.

“Jika banyak aturan yang dinilai menyulitkan tentunya perlu dicarikan alternatifnya, termasuk pengelolaannya jika memungkinkan akan dikelola daerah dengan dana daerah agar proses penyerapan gabah petani jauh lebih mudah dan bermanfaat bagi petani,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya