SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Pengunjung Bandung Agri Market (BAM) memerhatikan tanaman sayur yang ditanam secara hidroponik dalam acara yang digelar di di Bandung, Jawa Barat, Minggu (25/5/2014) itu. Pemerintah Kota Bandung mengadakan gerakan Kampung Berkebun di 151 rukun warga (RW) untuk memanfaatkan lahan kosong pada setiap rumah sehingga warga mampu memenuhi kebutuhan sayurannya sendiri. (JIBI/Solopos/Antara/Agus Bebeng)

Ilustrasi tanaman holtikultura. (JIBI/Solopos/dok)

Kanalsemarang.com, TEMANGGUNG—Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ingin mewujudkan Jateng sebagai lumbung pangan nasional seiring dengan semakin majunya bidang pertanian, khususnya komoditas hortikultura.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

“Hal tersebut dapat terwujud jika terjadi sinergitas antara kemajuan teknologi pertanian dengan aplikasi ilmu yang didapatkan oleh petani yang berkencimpung,” katanya saat menghadiri Festival Hortikultura IV di Agro Center Soropadan, Kabupaten Temanggung, Minggu (12/10/2014).

Ia menuturkan dengan adanya sinergi tersebut maka diharapkan hasil panen yang didapat mampu dan layak masuk ke dalam produk unggulan berkualitas.

“Kalau hasil panen berkualitas, swalayan tidak akan menolak. Kami yakin petani mampu menelurkan produk panen dengan status ‘high quality’,” katanya seperti dikutip Antara.

Bahkan, katanya, tidak hanya menjadi wacana semata, kini pihaknya mengaku telah melakukan proses kerja sama dengan Kementrian Pertanian dalam hal pengembangan serta aplikasi teknologi pertanian. Beberapa produk telah masuk dalam tahap uji coba lanjutan.

“Jawa Tengah harus mampu menjadi warung hidup sejati dengan kualitas hasil panen, termasuk petaninya sendiri yang harus mumpuni,” katanya.

Ia berkomitmen untuk terus mendorong serta memberikan fasilits guna mencapai kemajuan yang diharapkan.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jateng Gayatri Indah Cahyani mengatakan saat ini justru marak terjadinya alih fungsi lahan, baik pertanian maupun perkebunan telah banyak yang disulap menjadi lahan-lahan lain, salah satu yang dominan adalah industri.

Padahal, menurut dia, pihak provinsi telah melakukan pengetatan perizinan yang justru dilewatkan oleh para pimpinan daerah, baik wali kota atau bupati.

“Guna mencapai target sebagai lumbung pangan terkendala dengan banyaknya alih fungsi lahan. Padahal, kami telah melakukan pengetatan perizinan,? katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya