SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah mencatat industri garmen di provinsi ini membutuhkan banyak tenaga kerja.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

“Industri garmen di provinsi ini sangat maju dengan permintaan tenaga kerja yang sangat banyak,” ujar Kepala Disperindag Jateng Edison P Ambarura seperti dikutip Antara, Jumat (21/11/2014).

Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Jateng secara berkala terus memberikan pelatihan keterampilan di bidang garmen kepada masyarakat. Apalagi Jawa Tengah memiliki delapan jenis industri yang sudah memiliki sertifikasi, salah satunya adalah industri garmen.

“Sehingga angkatan kerja di bidang garmen perlu terus ditempa agar menjadi SDM yang berkualitas dan siap kerja sesuai dengan kebutuhkan pasar kerja,” ujarnya.

Menurutnya, jika Pemprov tidak mampu meningkatkan SDM terampil, maka jangankan untuk mengisi pasar tenaga kerja di ASEAN, di pasar dalam negeripun tenaga kerja Jateng akan selalu kalah bersaing dengan tenaga kerja dari luar negeri.

Menyikapi kondisi tersebut, pihaknya menyelenggarakan pelatihan keterampilan SDM industri di bidang garmen siap kerja. Menurutnya, penyelenggaraan pelatihan tersebut merupakan wujud nyata bentuk fasilitasi kepada masyarakat yang kurang mampu untuk ditempatkan pada perusahaan garmen di Jateng.

Bahkan, pelatihan tersebut telah berimprovisasi dan dilakukan kepada masyarakat di lingkungan pondok pesantren yang tersebar di seluruh Jateng, masyarakat panti asuhan, dan kaum difabel tetapi memiliki semangat yang luar biasa.

“Hal ini perlu diperhatikan mengingat industri garmen yang bersifat padat karya dan tersebar di beberapa kabupaten/kota di Jateng menjadi salah satu penyedia lapangan kerja utama selain sektor pertanian dalam arti luas,” jelasnya.

Selain itu, kebutuhan SDM industri garmen siap kerja semakin bertambah seiring terbukanya peluang ekspor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) akibat pembatasan masuknya TPT China ke pasar Amerika, Eropa, dan beberapa pasar nontradisional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya