Jateng
Sabtu, 19 Desember 2015 - 05:50 WIB

KETERSEDIAAN PANGAN : Jateng Surplus Beras Hingga 3,6 Juta Ton

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Beras (Dok/JIBI/Solopos)

Ketersediaan pangan di Jateng diharapkan bisa dikendalikan Bulog.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan Bulog harus bisa mengendalikan pangan salah satunya dengan melakukan pengadaan gabah atau beras untuk masyarakat.

Advertisement

“Bagaimana baiknya, panen dari petani ini harus dibeli dengan harga yang jangan terlalu rendah juga jangan terlalu tinggi,” katanya pada pembukaan rapat koordinasi penguatan kemitraan dalam negeri tahun 2016 di Semarang, Kamis (17/12/2015).

Pihaknya juga berharap agar harga panen ini bisa dijaga oleh Pemerintah sehingga petani bisa berhitung berapa keuntungan yang mereka peroleh dengan area persawahan yang dimiliki.

“Ini perlu diketahui oleh petani agar mereka juga mengerti bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas hasil panen mereka,” katanya.

Advertisement

Pihaknya berharap agar Bulog berkomitmen tinggi terhadap kepentingan petani yaitu ketika harga panen rendah maka dibeli oleh Bulog, sedangkan jika harga tinggi bisa dilepas ke pasaran.

Pada kesempatan tersebut Ganjar juga menyatakan bahwa dirinya sangat ingin agar Bulog bisa kembali ke fungsi awal yaitu mengendalikan harga sembilan bahan pokok. “Kalau tidak minimal tujuh bahan pokok, jangan perut kita ini dikendalikan orang lain. Kita harus melakukan kedaulatan pangan,” katanya.

Ganjar juga menyatakan sejauh ini hasil panen beras di Jawa Tengah sangat menggembirakan. Bahkan, menurut data dari Dinas Pertanian Jateng pada tahun ini hasil panen beras Jateng mengalami surplus hingga 3,6 juta ton.

Advertisement

Dengan jumlah tersebut, sebetulnya Jawa Tengah bisa melakukan ekspor ke negara lain. Meski demikian, Gubernur berharap agar surplus tersebut diutamakan untuk daerah lain di Indonesia. Selain itu, Ganjar juga berharap agar Bulog bisa membuka komunikasi dengan masyarakat baik melalui media sosial maupun sambungan telepon.

“Dengan begitu pengaduan-pengaduan dari masyarakat terkait beras dapat langsung diterima dan ditindaklanjuti,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bulog Divisi Regional Jawa Tengah Usep Karyana menyatakan Jateng sebagai sentra produksi beras diharapkan bukan hanya mandiri tetapi juga dapat memberikan kontribusi kepada provinsi lain.

“Kami juga berharap bisa melakukan ekspor. Utamanya Bulog harus bisa jadi jaminan pasar dan jaminan harga khususnya untuk komoditas beras,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif