SOLOPOS.COM - Penderita tuberkulosis resisten obat (TB RO) saat melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Paru Ario Wirawan Kota Salatiga, Rabu (2/8/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGARelawan dan penyintas memberikan semangat dan motivasi kepada puluhan penderita tuberkulosis resisten obat (TB RO) yang berobat di Rumah Sakit Paru Ario Wirawan (RSPAW) Kota Salatiga, Rabu (2/8/2023).

Pemberian semangat itu bertujuan agar para penderita TB RO terdorong untuk selalu sabar dan semangat. Sebab, penyakit TB RO merupakan penyakit TB yang lebih berat daripada TB lainnya.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Penyakit tuberkulosis disebabkan kuman mycobacterium tuberculosis yang dapat disembuhkan dengan pengobatan obat antituberkulosis (OAT) yang tepat. Namun, kuman TB dapat berkembang menjadi resisten atau kebal terhadap obat karena disebabkan ketidakpatuhan pengobatan.

Dengan sosialisasi ini diharapkan para pasien TB RO dapat lebih semangat untuk sembuh, rutin minum obat dan kontrol. Dengan demikian kasus putus berobat dapat berkurang dan keberhasilan terapi dapat meningkat menuju Indonesia bebas TB tahun 2030.

Relawan Tuberkulosis Semar Jateng, Ajeng, mengatakan sosialisasi ini dilakukan untuk mengajak pasien tidak mangkir berobat agar segera sembuh. Rutinitas minum obat hingga sembuh bisa membutuhkan waktu sampai dua tahun.

“Kami ingin memberikan motivasi semangat kepada para pasien, khususnya TB RO. Soalnya TB RO ini pengobatannya lebih lama jangka waktunya, lebih berat,” kata Ajeng, Rabu (2/8/2023).

Instalasi promosi kesehatan dan pemasaran RSPAW Salatiga, Eni Ariyanti, mengatakan dari penelitian penyakit TB, Indonesia menempati peringkat ketiga tingkat dunia karena masih banyaknya warga yang menderita penyakit ini.

“Kalau dulu kita peringkat kelima. Memang PR bagi kita untuk menurunkan jumlah penderita penyakit ini,” ungkap Eni.

Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular melalui udara. Bakteri penyebab tuberkulosis bisa dicegah dengan sinar matahari dan rumah banyak ventilasi.

“TB memang penyakit yang mudah menular. Bakteri ini rentan dengan sinar UV. Biasanya kita temukan kasus ini dari daerah ekonomi ke bawah. Rumahnya cenderung lembab, minim ventilasi,” paparnya.

Salah satu Penderita TB, Aditya Dani Prasetya, mengaku dirinya mendapat berbagai informasi mengenai semangat dan cara pengobatan tuberkulosis yang efektif dari relawan dan penyintas.

“Saya mendapat penyuluhan penyakit yang saya derita. Jadi saya semakin paham dan ingin cepat sembuh dari penyakit ini. Kalau bosan minum obat pasti ada, tetapi saya harus semangat agar cepat sembuh,” kata Aditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya