SOLOPOS.COM - Sekjen GPK, Thobahul Aftoni, menanggapi pernyataan Muhammad Mustafid yang diberhentikan dari jabatan Ketua DPW GPK Jateng. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ka’bah atau PP GPK menanggapi dengan tegas pernyataan Muhammad Mustafid yang mengaku dipecat dari posisi Ketua PW GPK Jawa Tengah (Jateng) karena menolak ajakan mendukung salah satu tokoh untuk menjadi calon presiden (capres) dan lebih memilih memberikan dukungan kepada Anies Baswedan.

Dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Rabu (28/12/2022), pemberhentian Mustafid sebagai Ketua GPK Jateng itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan kepentingan pilpres maupun capres manapun. Terlebih, alasan pemecatan itu disebut-sebut karena mendukung Anies Baswedan sebagai capres.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Wakil Bendahara Umum (Wabendum) PP GPK, Adrian Azhari Harahap, menyebut pemberhentian Mustafid dari jabatan Ketua GPK Jateng adalah murni persoalan internal organisasi sayap Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu. Ia mengeklaim Mustafid memang melakukan pelanggaran konstitusi organisasi dengan terlibat secara langsung dalam Muktamar Luar Biasa (MLB) yang tidak sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) GPK.

Terlebih lagi, ketua umum yang terpilih dalam MLB itu telah pindah partai. Hal itulah yang membuat PP GPK memberhentikan Mustafid dari jabatan Ketua PW GPK Jateng.

“Jadi kami tekankan lagi bahwa keputusan itu murni persoalan internal, indisipliner organisasi. Terlalu naif jika dibawa-bawa ke ranah pilpres,” jelas Adrian.

Baca juga: Dipecat sebagai Ketua GPK Jateng, Mustafid: Gara-Gara Dukung Anies Baswedan

Sementara itu, Sekjen PP GPK, Thobahul Aftoni, membenarkan jika keputusan memberhentikan Mustafid diambil sebagai bentuk kebijakan untuk menegakkan displin organisasi.

“Kami ini organisasi kepemudaan, hanya organisasi sayap partai. Tidak memiliki kewenangan dalam merekomendasikan atau mendukung capres. Itu ranahnya parpol sesuai ketentuan undang-undang. Sayap partai boleh menyampaikan aspirasi dukungan, tidak ada yang melarang. Itu hak sebagai warga negara,” jelas pria yang karib disapa Toni itu.

Toni juga menyayangkan nama Anies Baswedan turut dibawa-bawa dalam konflik internal GPK itu. “Berarti Mustafid tidak menghormati Anies Baswedan yang tidak tahu menahu urusan kami tapi namanya dibawa-bawa. Mohon maaf Pak Anies atas ketidakfahaman anggota kami dalam menempatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya,” ujar Toni.

Baca juga: Dapat Surat Pemecatan, Ketua GPK Jateng: Itu Hanya Cari Sensasi

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, Mustafid mengaku mendapat surat pemberhentian dirinya sebagai Ketua PW GPK. Ia pun menuding alasan pemberhentiannya itu karena menolak ajakan Plt Ketua PP GPK, Imam Fauzan A. Uskara, yang sebelumnya pernah mengajak dirinya dan kader GPK Jateng untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.

Meski demikian, ia menolak tegas ajakan itu dan memilih memberikan dukungan kepada Anies Baswedan. Bahkan, Mustafid menyebut jika dalam waktu dekat GPK Jateng akan menggelar deklarasi akbar untuk mendukung Anies sebagai capres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya