Jateng
Jumat, 1 September 2023 - 10:25 WIB

Keunikan Wayang Suket Purbalingga, Lambang Kearifan Lokal yang Kaya Nilai

Sandra Kartika Hapsari  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pameran Wayang Suket Indonesia di Bentara Budaya Yogyakarta. Wayang suket dinilai sangat populer di Purbalingga. (Istimewa/Instagram @wayangsuketindonesia)

Solopos.com, PURBALINGGA — Seni wayang merupakan salah satu bentuk kesenian yang menjadi warisan budaya di Indonesia. Wayang memiliki berbagai variasi, mulai dari wayang orang hingga wayang kulit.

Di tengah keanekaragaman ini, Purbalingga secara khusus memegang peranan penting dalam melestarikan kesenian wayang. Menariknya, di Purbalingga terdapat jenis wayang yang sangat populer, yaitu wayang suket.

Advertisement

Wayang jenis ini mungkin masih terdengar asing bagi sebagian masyarakat. Nyatanya, wayang suket telah begitu populernya di Purbalingga karena mengundang perhatian dengan keunikan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatannya, yakni suket.

Nama “suket” berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang merujuk pada “rumput”. Rumput yang digunakan bukan sembarang rumput, seperti yang tumbuh di halaman rumah.

Advertisement

Nama “suket” berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang merujuk pada “rumput”. Rumput yang digunakan bukan sembarang rumput, seperti yang tumbuh di halaman rumah.

Dilansir oleh laman website warisanbudaya.kemdikbud.go.id pada Rabu (30/8/2023), bahan dasar wayang suket ini merupakan jenis suket kasuran. Jenis rumput yang satu ini adalah rumput langka karena hanya tumbuh pada Suro atau Sura pada sistem penanggalan kalender Jawa.

Wayang ini pertama kali diciptakan dan diperkenalkan oleh Kasan Wikrama Tunut atau yang lebih akrab disapa dengan Mbah Gepuk. Asal-usul nama Gepuk merujuk pada proses pembuatan wayang dalam bahasa Jawa, yakni proses gebuk atau gepuk yang artinya aktivitas memukul rumput sebelum kemudian dianyam dijadikan bentuk wayang.

Advertisement

Bahkan wayang suket ini mulai merambah hingga ke dunia pameran. Sampai saat ini, daya tarik wayang suket masih terus berlanjut.

Masih dilansir oleh sumber yang sama, kini Badriyanto, cucu Mbah Gepuk yang terlibat langsung untuk melestarikan karya ini. Dengan meneruskan tradisi dalam menciptakan kreasi anyaman wayang, karya ini tetap lestari dengan mengikuti pola yang dulu dirintis oleh Mbah Gepuk.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman website jatengprov.go.id, kesenian tradisional wayang suket ini telah memperoleh pengakuan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) tingkat nasional pada Kamis (8/10/2020).

Advertisement

Keunikan bahan dasarnya, yakni suket atau rumput serta seni anyaman yang rumit dan indah telah membuktikan bahwa wayang suket memiliki tempat yang istimewa dalam warisan budaya Indonesia.

Penetapan ini menandakan betapa pentingnya wayang suket menjadi lambang kearifan lokal kaya nilai sekaligus membawa warisan ini dikenal generasi muda serta dunia luas.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif