Jateng
Sabtu, 25 Februari 2017 - 16:50 WIB

KHAS SEMARANG : Wali Kota Dorong Olahan Bandeng Jadi Ikon Kota

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi alias Hendi. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Olahan Bandeng yang khas Semarang diharapkan Wali Kota Hendi menjadi ikonnya.

Semarangpos.com, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta warga Kampung Sentra Bandeng untuk mengolah komoditas ikan bandeng menjadi berbagai olahan menarik yang bisa jadi ikon khas Semarang yang mampu menambah kondang nama kota ini.

Advertisement

“Dari gerbang saya masuk, sudah tercium aroma khas bandeng di kampung ini. Sepanjang jalan, banyak warga menjajakan dan menjual bandeng mentah,” katanya saat meninjau Kampung Sentra Bandeng di Semarang, Jumat (24/2/2017).

Kampung Sentra Bandeng di Kelurahan Tambakrejo merupakan salah satu kampung tematik yang sudah dicanangkan oleh Pemerintah Kota Semarang dengan potensi khas olahan bandeng menjadi berbagai produk, seperti tahu baso, pepes, dan nugget.

Advertisement

Kampung Sentra Bandeng di Kelurahan Tambakrejo merupakan salah satu kampung tematik yang sudah dicanangkan oleh Pemerintah Kota Semarang dengan potensi khas olahan bandeng menjadi berbagai produk, seperti tahu baso, pepes, dan nugget.

Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi itu, mengharapkan warga kampung tersebut terus mengembangkan inovasi dan kreasi dalam mengolah bandeng sehingga semakin banyak yang mengenal keberadaan Kampung Sentra Bandeng.

“Potensi ini harus tetap terus dikembangkan yang nantinya bisa menjadi ikon kampung yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan, ikon Semarang karena Kampung Sentra Bandeng menjadi salah satu tempat khas,” katanya.

Advertisement

“Dari ikan bandeng mentah, diolah menjadi berbagai produk kuliner, mulai bandeng presto, pepes bandeng, nugget, otak-otak bandeng, tahu baso dari bandeng, dan sebagainya. Ini merupakan inovasi yang hebat,” katanya.

Lurah Tambakrejo Zairin menjelaskan awal mula usaha bandeng di perkampungan itu sudah ada sejak 1965 yang dimulai salah satu warga yang memiliki usaha bandeng dan memasarkannya sampai luar daerah.

“Salah satu warga ini juga sudah memiliki satu tambak khusus untuk budi daya bandeng, kemudian berkembang menjadi kelompok usaha bersama (KUB) yang beranggotakan 20 orang yang rutin mengadakan pertemuan sebulan sekali,” katanya.

Advertisement

Dari pertemuan rutin itu, kata dia, masyarakat mengembangkan bandeng menjadi salah satu potensi usaha yang akhirnya berkembang seperti sekarang, apalagi kemudian ditetapkan sebagai Kampung Sentra Bandeng.

Selain bandeng, kata dia, berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah lainnya juga berkembang di wilayah itu, seperti wedding organizer, kesenian gamelan, pengrajin lontong, jajanan pasar, dan keripik.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif