Jateng
Jumat, 16 Oktober 2015 - 04:50 WIB

KILANG MINYAK : Pertamina Cilacap Bakal Jadi Kilang Terbesar Se-Asia Tenggara

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

Kilang minyak Cilacap bakal jadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Kanalsemarang.com, CILACAP – Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah, siap menjadi kilang terbesar se-Asia Tenggara, kata Public Relations Section Head Pertamina RU IV Cilacap Suyanto.

Advertisement

“Saat ini, Pertamina RU IV Cilacap telah memiliki kilang RFCC [Residual Fluid Catalytic Cracking] yang rencananya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat sekaligus dengan pencanangan dimulainya pembangunan kilang PLBC atau Proyek Langit Biru Cilacap,” katanya di Cilacap, Kamis (15/10/2015).

Setelah kilang PLBC selesai dibangun, kata dia, akan dilanjutkan dengan proyek “Refining Development Masterplan Program (RDMP)”.

Advertisement

Setelah kilang PLBC selesai dibangun, kata dia, akan dilanjutkan dengan proyek “Refining Development Masterplan Program (RDMP)”.

Dengan demikian, lanjut dia, Pertamina RU IV Cilacap nantinya akan menjadi kilang terbesar di Asia Tenggara.

Disinggung mengenai rencana peresmian kilang RFCC dan pencanangan dimulainya pembangunan kilang PLBC, dia mengaku belum mengetahui secara pasti kapan akan dilakukan.

Advertisement

Sebelumnya, Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) Rachmad Hardadi mengatakan bahwa kilang RFCC telah siap diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober 2015.

“Insya Allah pada minggu kedua Oktober, kilang RFCC [Residual Fluid Catalytic Cracking] siap diresmikan oleh Presiden [Presiden Joko Widodo] dan sekaligus dicanangkan dimulainya pembangunan kilang PLBC atau Proyek Langit Biru Cilacap,” katanya di Cilacap, Senin (14/9/2015).

Ia mengatakan beberapa produk yang dihasilkan kilang RFCC Cilacap di antaranya gasolin RON >93 dan dengan standar Euro 2 sebanyak 37.500 barel “stream day”, elpiji sebanyak 389.000 ton per tahun, serta “propylene” 430 ton per hari.

Advertisement

Dengan demikian, kata dia, RFCC diharapkan mengurangi impor HOMC sebanyak 600.00 barel per bulan dan mengurangi impor produk-produk lainnya.

Dalam hal ini, lanjut dia, RFCC akan mengolah “feed stock” berupa “Low Sulfur Waxy Residue (LSWR)” yang dihasilkan dari “Crude Destilation Unit (CDU)” II menjadi produk bernilai tinggi, yakni gasolin oktan tinggi yang ramah lingkungan, peningkatan produksi elpiji, dan produk baru “Propylene”.

“Dengan demikian, keberadaan RFCC sangat strategis karena selain meningkatkan keekonomian kilang Cilacap, juga akan mengurangi impor yang pada akhirnya menghemat devisa negara,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif