SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

Kilang Residual Fluid Catalytic Cracking” (RFCC) di Cilacap memasuki tahap commissioning sebelum beroperasi secara komersial. 

Kanalsemarang.com, CILACAP-Kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) yang dibangun di kompleks Pertamina Refinery Unit IV Cilacap memasuki tahap commissioning sebelum beroperasi secara komersial pada bulan Oktober.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

“Secara umum, tahapan konstruksi RFCC sudah selesai. Saat ini, beberapa ‘equipment’ (peralatan) telah beroperasi dan tidak membutuhkan waktu lama seluruh ‘equipment’ dapat dilakukan ‘start up’ dan ‘commissioning’,” kata Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) Rachmad Hardadi di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (14/9/2015).

Rachmad mengatakan hal itu kepada wartawan usai meninjau kesiapan operasional kilang RFCC di kompleks Pertamina RU IV Cilacap menjelang peresmian yang rencananya akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada awal bulan Oktober 2015.

Selain meninjau kesiapan operasional RFCC, dia juga berkesempatan meresmikan pengoperasian lift di kilang tersebut.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa dari 21 unit peralatan di RFCC, 20 unit di antaranya telah dioperasikan.

“Dalam proses ‘start up’ tersebut memang dilakukan secara bertahap dan diharapkan pada September ini, semua unit ‘equipment’ beroperasi sehingga bulan depan tetes produksi pertama dimulai,” katanya.

Dengan adanya kilang RFCC, kata dia, sebetulnya RU IV Cilacap mempunyai kilang untuk memroduksi Pertamax dengan kemampuan lebih besar.

Akan tetapi, lanjut dia, produk yang keluar tidak dikeluarkan sebagai Pertamax melainkan masih dikeluarkan sebagai Premium RON 88.

Menurut dia, hal itu disebabkan “High Octane Mogas Component (HOMC)”-nya kualitas Pertamax tersebut masih diperlukan untuk tahapan proses berikutnya dengan “naphtha” (komponen minyak bumi) menjadi Premium RON 88.

“Insya Allah pada pekan kedua bulan Oktober, sekitar tanggal 6 atau tanggal 8 Oktober nanti, kilang RFCC ini siap diresmikan oleh Presiden dan sekaligus dicanangkan dimulainya pembangunan kilang PLBC atau Proyek Langit Biru Cilacap,” katanya.

Rachmad mengatakan beberapa produk yang dihasilkan kilang RFCC Cilacap di antaranya gasolin RON >93 dan dengan standar Euro 2 sebanyak 37.500 barel “stream day”, elpiji sebanyak 389.000 ton per tahun, serta “propylene” 430 ton per hari.

Dengan demikian, kata dia, RFCC diharapkan mengurangi impor HOMC sebanyak 600.00 barel per bulan dan mengurangi impor produk-produk lainnya.

Dalam hal ini, lanjut dia, RFCC akan mengolah “feed stock” berupa “Low Sulfur Waxy Residue (LSWR)” yang dihasilkan dari “Crude Destilation Unit (CDU)” II menjadi produk bernilai tinggi, yakni gasolin oktan tinggi yang ramah lingkungan, peningkatan produksi elpiji, dan produk baru “Propylene”.

“Dengan demikian, keberadaan RFCC sangat strategis karena selain meningkatkan keekonomian kilang Cilacap, juga akan mengurangi impor yang pada akhirnya menghemat devisa negara,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya