Jateng
Selasa, 5 Maret 2019 - 12:50 WIB

Kirab Bobok Bumbung, Tradisi Warga Desa di Cilacap Jaga Kepatuhan Bayar Pajar

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Tidak semua warga di Indonesia patuh dalam hal membayar pajak, terutama pajak bumi dan bangunan (PBB). Namun, di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), ada satu desa yang masyarakatnya patuh dalam membayar pajak.

Kepatuhan masyarakat desa di Cilacap dalam membayar pajak itu bahkan ditunjukkan dalam sebuah kirab budaya, yang disebut Bobok Bumbung. Dalam kirab itu, seluruh warga menampilkan kreasinya untuk menggiring jalen, miniatur rumah, dan ribuan bumbung atau potongan bambu yang telah diisi uang untuk membayar pajak.

Advertisement

Kirab Bobok Bumbung ini telah berjalan lima kali berturut-turut di Desa Desa  Pesanggrahan, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap. Beberapa bulan sebelum kirab digelar, warga biasanya diberitahu untuk menabung di selongsong bambu atau bobok bumbung. Saat Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Bumi dan Bangunan (SPT PBB) diserahkan, warga pun sudah siap melakukan pembayaran.

Yang unik, pembayaran dilakukan dengan prosesi kirab keliling kampung menuju balai desa setempat. Kepala Desa Pesanggrahan, Sarjo, mengatakan pembayaran pajak seperti itu merupakan tradisi warisan leluhur.

Advertisement

Yang unik, pembayaran dilakukan dengan prosesi kirab keliling kampung menuju balai desa setempat. Kepala Desa Pesanggrahan, Sarjo, mengatakan pembayaran pajak seperti itu merupakan tradisi warisan leluhur.

Nguri-uri warisane simbah anak putu Desa Pesanggrahan. Para warga ke balai desa setor pajak dengan tersenyum, dengan bahagia. Ini yang tidak ada di tempat lain di Indonesia. Ini ketaatan warga Pesanggrahan ke pemerintah,” kata Sarjo, seperti dikutip dari siaran pers Humas Pemprov Jateng, Senin.

Desa Pesanggrahan yang luasnya mencapai 153 hektare terdiri dari dua dusun, 4 rukun warga dan 12 rukun tetangga. Dengan jumlah penduduk mencapai 4.720 jiwa dan 1.329 kepala keluarga, sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani dan pedagang.

Advertisement

“Tahun kemarin penerimaan PBB hanya Rp40 juta. Tahun ini meningkat sekitar 80% menjadi Rp70 juta dari 2.056 wajib pajak [WP]. Ini tradisi patokannya orang Cilacap, kami tidak akan menggeser-geser. Semoga desa lain mengikuti,” imbuhnya.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, yang turut hadir dalam acara itu mengaku terkesima. Ia menilai Kirab Bobok Bumbung merupakan peristiwa budaya yang sangat langka.

Advertisement

Dia belum pernah menemukan pembayaran pajak serempak seluruh warga desa yang dipadu dengan kebudayaan dan kesenian. Perpaduan budaya dan penerapan kegiatan pemerintahan tersebut, menurut Ganjar sebagai satu-satunya cara pembayaran pajak unik di Indonesia.

“Saya kemarin dikasih tahu, pak gubernur berkenan hadir atau tidak? Acaranya bobok bumbung. Kalau saya kecil itu (bobok bumbung) jadi celengan (tempat menabung). Tidak ada di manapun, hanya di Cilacap. Yang penting ada kesadaran membayar pajak dengan tertawa, senang. Pemimpinnya suka dengan rakyat, rakyat juga mencintai pemimpinnya. Kalau biasanya hanya membayar ke kantor, ini ditambah dengan upacara, bareng-bareng sedesa,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif