SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Kisah inspiratif kali ini disematkan kepada sekelompok pelajar SMK di Semarang yang membuat alat bantu berupa tongkat bagi penyandang tunanetra.

Semarangpos.com, SEMARANG – Kisah inspiratif ditorehkan para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nurul Barqi Semarang. Hanya bermodalkan uang Rp600.000, para pelajar SMK Nurul Barqi memodifikasi tongkat yang berfungsi membantu para tunanetra untuk mendeteksi lubang maupun genangan air saat berjalan.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

“Kami modifikasi tongkat yang biasa digunakan penyandang tunanetra untuk membantu mereka berjalan,” kata salah seorang siswa SMK Nurul Barqi Semarang yang turut memodifikasi tongkat bagi tunanetra itu, Trimo Tugiono, 16, seperti dikutip laman berita Antara, Senin (8/5/2017).

Kelebihan tongkat modifikasi pelajar SMK Nurul Barqi Semarang itu tak lain karena dilengkapi semacam alat untuk membantu mendeteksi lubang, genangan air, maupun penghalang dengan mengirimkan peringatan melalui suara.

Bersama dua rekannya, yakni Maghfur Ramadhan, 16 dan M. Abdul Malik, 16, yang sama-sama dari Program Studi Mekatronika, Trimo merancang alat canggih untuk membantu penyandang tunanetra.

“Tongkatnya kami pasangi semacam sensor ultrasonik, sensor air, dan terpenting adalah alat bernama Arduino Microcontroller yang berfungsi menjalankan program ini,” katanya.

Untuk mendeteksi lubang di jalan dan jarak, kata dia, sensor ultrasonik yang bekerja, sementara sensor air mendeteksi jika ada genangan air di depannya ketika berjalan.

Sebelum dipasang, Trimo mengatakan perangkat itu diprogram terlebih dulu agar bisa mendeteksi lubang, air dan penghalang, seperti tembok yang bisa dijangkau tongkat dalam jarak tertentu.

“Alat ini kemudian dihubungkan dengan speaker yang akan mengirimkan tanda bahaya lewat suara. Dari percobaan kami, alat ini bisa mendeteksi dalam radius jarak satu meter,” katanya.

Malik, rekannya menambahkan setidaknya menghabiskan dana sekitar Rp600 ribu untuk membuat alat yang masih prototipe itu. Meski demikian, alat itu manfaatnya sangat besar karena bisa membantu penyandang tunanetra dalam beraktivitas.

“Ya, masih butuh penyempurnaan. Antara lain, ukuran alat yang masih terlalu besar dan berat dipasang ditongkat, nanti akan kami sempurnakan sehingga lebih kecil bentuknya,” katanya.

Ia mengakui masih terdapat margin error sekitar 25%, tetapi ke depannya akan disempurnakan lagi sehingga tingkat keakuratan dalam membaca data semakin tinggi.

Temuan ketiga siswa itu juga sempat dilombakan di ajang Creanovation Award 2017 yang digelar Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. Kendati demikian, kreasi para siswa SMK Nurul Barqi Semarang itu gagal meraih gelar juara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya